Mempertanggungjawabkan dan Mengembangkan Suara Hati
Ada dua pandangan yang membahas suara hati dapat
dipertanggung jawabkan atau tidak, yaitu:
- Emotivisme,
yang mengatakan suara hati tidak dapat dipertanggung jawabkan, karena
suara hari adalah masalah perasaan. Contohnya saya senang sekali
mengkoleksi boneka barbie, sampai dengan
saat usia saya sekarang ini, dimana teman teman se usia saya sudah
banyak yang tidak tertarik lagi dengan boneka barbie, tetapi saya tetap
mengaggumi sosok keindahan dan kecantikan boneka barbie tersebut. Ada juga teman teman yang mengatakan
bahwa boneka barbie tidak menarik, dan bahkan jelek, terlalu rekayasa, dan
lain lain. Maka dalam hal ini,
kalau bicara masalah kebenaran, sekelompok teman yang tidak menyukain
boneka barbie akan cenderung menyalahkan saya, maka saya seolah menjadi
pihak yang ‘keliru’ dalam hal ini, oleh sekelompok teman yang tidak
menyukai boneka barbie, saya dikatakan tidak normal, tidak dewasa, tukang
hayal, tidak berdasarkan realita,
dan lain sebagainya.
- Rasional, yaitu suara hati hanya dapat dikatakan benar atau salah, kalau dapat dibuktikan secara objektif. Didalam nya terdapat dua pandangan untuk mempertimbangkannya, yaitu Pro Choice, yang menilai sebuah keputusan suara hati adalah murni hak pilihan dari diri seseorang. Dan ada Pro Life, yang mempertimbangkan sebuah keputusan suara hati itu, sebelum diambil keputusan, harus dipertimbangkan baik baik bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan kita maupun orang lain yang bersangkutan. Saya akan mengambil contoh, seorang anak yang memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah, namun ia ingin memulai untuk berwirausaha saja. Dalam hal ini, pada pandangan Pro Choice, ini adalah murni keinginana, atau suara hati dari anak tersebut untuk memilih pilihan hatinya untuk meninggalkan bangku kuliah, demi mengejar keinginan nya untuk berbisnis secara total. Namun dari pandangan Pro Life, maka harus dipertimbangkan, bagaimana pengaruh pandangan terhadap si anak ini sendiri dari lingkungan nya, dan orang tua si anak, bagaimana perasaan orang tua nya yang sudah menyekolahkan dia dari tk sampai kuliah, dan impian orang tua nya yang menginginkan anaknya mempuanyai gelar sarjana bahkan master.
Objektifitas suara hati dapat dilihat dari fakta,
jika suara hati kita meyakini sebuah pandangan, maka yang lain akan salah, dan
adanya kesadaran bahwa suara hati itu bersifat universal. Suara hati juga dapat melawan superego, dan
melanggar norma norma. Sekilas membahasa
tentang superego, yang dimaksud dengan superego adalah perasaan moral spontan
yang bersumber dari pembatinan perintah atau larangan dari institusi normatif
orang tua, dan lain lain. Jika
melanggarnya akan timbul perasaan bersalah, atau perasaan malu terhadap diri
kita sendiri. Contohnya ketika kita sedang berjalan dan bertemu orang yang kita
sukai, lalu karena salah tingkah kita jadi pura pura tidak melihatnya, dengan
ekspresi muka kita yang mungkin akan menajdi jelek, setelah itu akan timbul
rasa menyesal, timbul perasaan bersalah, seharusnya tadi saya senyum saja, atau
seharusnya jangan pura pura tidak melihat, atau saya sungguh memalukan, dan
lain sebagainya.
Kembali ke suara hati, yang dimaksud suara hati
dapat dipertanggung jawabkan secara rasional adalah kita sebagai pengambil
keputusan harus bisa menjelaskan keputusan yang kita buat secara rasional, dan
mempertanggung jawabkan langkah langkah yang kita ambil. Dalam prosesnya dalam mempertimbangkan
sesuatu kita harus mempertimbangkan argumen pro dan kontra nya juga
mempertimbangkan segala kemungkinan kemungkinan nya. Sementara kecondongan hati dibentuk dari
kebiasaan sejak kecil, setiap manusia pasti memiliki kecondongan hati, dan
feeling yang seperti sering manusia rasakan itu adalah lebih seperti
kecondongan hati, bukan suara hati yang
dapat dipertanggung jawabkan secara rasional.
Contoh kecondongan hati ini dapat kita temukan pada kehidupan sehari
hari, seperti seorang anak yang semenjak kecil orang tua nya sering mengatakan
bahwa buah nanas itu tajam dan dapat membuat kulit dan lidah kita gatal setelah
memakan nya, dan setiap memilih buah buah an atau dalam hal yang berkenaan
dengan buah buahan, orang tua nya selalu mengajarkan dan berkata demikian, maka
suatu saat anak ini dewasa, dan memakan rujak buatan calon mertuanya, tiba tiba
menjadi hilang feeling, karena ada buah nanas di dalam rujak tersebut, dan ia
tidak mau memakan nya, karena sudah anti dengan buah nanas.
Dengan mengakui bahwa suara hati tidak dapat digaransi seratus persen maka kita tidak boleh sewenang wenang mengatakan “ini suara hati saya”, justru kita harus berusaha sekuat tenaga, mengumpulkan segala argumen pro dan kontra dan segala kemungkinan kemungkinan agar keputusan atau suara hati kita benar. Jika kita tidak menyediakan cukup waktu dan upaya untuk mempersiapkan suatu keputusan, dan kemudia keputusan yang kita ambil salah, dan mencederai orang lain, maka kita berdosa dalam hal ini. Namun sebaliknya, jika sudah berupaya semaksimal mungkin u tuk mempersiapkan sebuah keputusan, dan ternyata keputusan kita salah dan mencederai orang lain, maka secara moral kita tetap benar, tetapi secara tanggung jawab, anda tetap bertanggung jawab untuk berusaha menormalkan keadaan atau untuk meminimalisasi kerugian atau memperbaiki keadaan. Lalu sekarang mari kita bahas mengapa suara hati itu mutlak, dari sisi orang beragama, hati nurani adalah suara tuhan sendiri, namun masalahnya karena suara hati bisa salah, dan suara tuhan tidak mungkin salah, walaupun sama sama dalam rangka menunjukan kebenaran. Manusia mengambil keputusan dengan suatu kesadaran akan hal yang konkrit, dan karena tuhan itu mutlak, dalam mengambil keputusan manusia seperti mengambil keputusan di depan tuhan. Suara hati perlu dididik juga, agar kita dapat mengambil keputusan dengan bijak.
Dengan mengakui bahwa suara hati tidak dapat digaransi seratus persen maka kita tidak boleh sewenang wenang mengatakan “ini suara hati saya”, justru kita harus berusaha sekuat tenaga, mengumpulkan segala argumen pro dan kontra dan segala kemungkinan kemungkinan agar keputusan atau suara hati kita benar. Jika kita tidak menyediakan cukup waktu dan upaya untuk mempersiapkan suatu keputusan, dan kemudia keputusan yang kita ambil salah, dan mencederai orang lain, maka kita berdosa dalam hal ini. Namun sebaliknya, jika sudah berupaya semaksimal mungkin u tuk mempersiapkan sebuah keputusan, dan ternyata keputusan kita salah dan mencederai orang lain, maka secara moral kita tetap benar, tetapi secara tanggung jawab, anda tetap bertanggung jawab untuk berusaha menormalkan keadaan atau untuk meminimalisasi kerugian atau memperbaiki keadaan. Lalu sekarang mari kita bahas mengapa suara hati itu mutlak, dari sisi orang beragama, hati nurani adalah suara tuhan sendiri, namun masalahnya karena suara hati bisa salah, dan suara tuhan tidak mungkin salah, walaupun sama sama dalam rangka menunjukan kebenaran. Manusia mengambil keputusan dengan suatu kesadaran akan hal yang konkrit, dan karena tuhan itu mutlak, dalam mengambil keputusan manusia seperti mengambil keputusan di depan tuhan. Suara hati perlu dididik juga, agar kita dapat mengambil keputusan dengan bijak.
Suara Hati yang Ragu Ragu
Kalau kita merasa lebih sering menghadapi suara
hati yang ragu ragu, itu pertanda bahwa kita menyadari masalah yang ada di
dunia ini adalah kompleks. Sebaliknya
jika kalau lebih sering suara hati itu jelas, mencerminkan bahwa seorang
manusia berpikir simpel terhadap segala sesuatu. Seperti pada saat kita memilih makanan
disebuah restoran, semua makanan disana enak, dan kita kebingungan mau memilih
yang amna, akan menjadi hal yang paling buruk adalah ketika kita tidak jadi
memilih, menunda untuk memilih adalah sebuah keputusan yang buruk, namun jika
kita sudah memilih dan ternyata salah, makana nya tidak enak, itu juga
merupakan keputusan yang buruk, namun ibarat nasi suah menajdi bubur, yang
tidak itu harus bisa dienak enakan.
Suara hati memang suara hati kita sendiri, bukan suara tuhan, namun
seperti yang sudah dijelaskan sebelum nya, mengambil keputusan dari suara hati
kita, seperti mengambil keputusan didepan tuhan. Lalu hal ini tidak lantas harus membuat kita
menguji segala sesuatunya dari nol lagi, tetapi dalam mempersiapkan sebuah
keputusan, kita dapat menanyai kepada yang lebih ahli atau kepada ahli nya,
dalam rangka pengumpulan informasi.
Sepi Ing Pamrih, adalah sebuah pepatah Jawa, yang berarti bersih dari pamrih. Pepatah ini dapat dicontoh karena kemampuan kita untuk mendengar suara hati itu sangat tergantung dari kemampuan kita untuk membebaskan diri dari pamrih, maksudnya keputusan kita tidak bedasar pada pamrih yanga kan dikejar. Pamrih, adalah dorongan dorongan yang bersifat irasional, seperti nafsu, rasa malu, rasa dendam, rasa iri, atau kepentingan kepentingan individu. Contohnya, karyawan yang suara hatinya mengatakan bahwa tidak boleh keluar kantor sebelum jam istirahat, namun ia memikirkan jika ia tidak mengikuti teman teman nya yang mencuri waktu keluar kantor sebelum jam istirahat, maka ia akan dibilang tidak solider, dan akan dijauhi dan dimusuhi oleh teman teman nya yang tidak tidak tertib itu, maka pada saat itu dia memikirkan pamrih. Suara hati atau sebuah kesadaran langsung pada situasi konkrit, berdasarkan pada rasional, semetara super ego seperti juga yang telah dibahas sebelum nya adalah merupakan pembatinan perintah dan larangan orang tua yang sifatnya irasional. Superego dapat bertentangan dengan suara hati, contohnya mengusir mertua, tidak perduli situasi nya adalah salah, namun jika ditinjau dari suara hati nya, maka tergantung dari knteks nya, dapat saja dibenarkan. Tiga pegangan manusia untuk dapat bertanggung jawab secara moral, yaitu ikuti apa kata norma, suara hati, dan ideologi.
Hanya saja ketiga hal ini dianggap masih kurang memadai karena masyarakat bisa keliru, ideologi pun juga bisa keliru. Karena itu suara hati kita harus dipertajam, dikembangkan, dididik dengan cara membaca buku, mempertimbangkan banyak pendapat, dan dipikirkan secara rasional. Contoh petanggung jawaban yang berhubungan dengan agama, adalah seperti jika kita sering minum minuman keras, lalu karena itu kita jadi terkena penyakit, lalu pada saat dalam keadaan sakit, kita mengharap muzizat dari uthan, hal ini diibaratkan tidak layak, karena kita yang merusak kesehatan kita sendiri, lalu begitu sakit, mengharapkan muzizat dari tuhan, kita terkesan tidak bertanggung jawab, dan ibarat sama saja menyuruh tuhan bertindak tidak bertanggung jawab. Dan dalam mengikuti suara hati, kita pun tidak boleh terlalu mendengarkan atau mengikuti opini dari lingkungan, maka kita akan bingung dibuatnya, seperti seorang bapak dana nak yang pergi ke sawah membawa seekor kerbau, lalu bertemu orang dijalan, orang lain itu bilang mengapa jalan kaki, mengapa tidak naik kerbau saja? Lalu si anak naik keatas kerbau, dan berpapasan dengan sseorang lain lagi di jalan, dan orang lain itu berkata lagi kenapa bukan bapaknya yang naik ke atas kerbau, si anak dianggap kurang ajar. Lalu si anak turun dari kerbau dan bergantian dengan bapaknya, tidak akan ada habisnya jika kita terlalu mengikuti opini dari lingkungan.
Sepi Ing Pamrih, adalah sebuah pepatah Jawa, yang berarti bersih dari pamrih. Pepatah ini dapat dicontoh karena kemampuan kita untuk mendengar suara hati itu sangat tergantung dari kemampuan kita untuk membebaskan diri dari pamrih, maksudnya keputusan kita tidak bedasar pada pamrih yanga kan dikejar. Pamrih, adalah dorongan dorongan yang bersifat irasional, seperti nafsu, rasa malu, rasa dendam, rasa iri, atau kepentingan kepentingan individu. Contohnya, karyawan yang suara hatinya mengatakan bahwa tidak boleh keluar kantor sebelum jam istirahat, namun ia memikirkan jika ia tidak mengikuti teman teman nya yang mencuri waktu keluar kantor sebelum jam istirahat, maka ia akan dibilang tidak solider, dan akan dijauhi dan dimusuhi oleh teman teman nya yang tidak tidak tertib itu, maka pada saat itu dia memikirkan pamrih. Suara hati atau sebuah kesadaran langsung pada situasi konkrit, berdasarkan pada rasional, semetara super ego seperti juga yang telah dibahas sebelum nya adalah merupakan pembatinan perintah dan larangan orang tua yang sifatnya irasional. Superego dapat bertentangan dengan suara hati, contohnya mengusir mertua, tidak perduli situasi nya adalah salah, namun jika ditinjau dari suara hati nya, maka tergantung dari knteks nya, dapat saja dibenarkan. Tiga pegangan manusia untuk dapat bertanggung jawab secara moral, yaitu ikuti apa kata norma, suara hati, dan ideologi.
Hanya saja ketiga hal ini dianggap masih kurang memadai karena masyarakat bisa keliru, ideologi pun juga bisa keliru. Karena itu suara hati kita harus dipertajam, dikembangkan, dididik dengan cara membaca buku, mempertimbangkan banyak pendapat, dan dipikirkan secara rasional. Contoh petanggung jawaban yang berhubungan dengan agama, adalah seperti jika kita sering minum minuman keras, lalu karena itu kita jadi terkena penyakit, lalu pada saat dalam keadaan sakit, kita mengharap muzizat dari uthan, hal ini diibaratkan tidak layak, karena kita yang merusak kesehatan kita sendiri, lalu begitu sakit, mengharapkan muzizat dari tuhan, kita terkesan tidak bertanggung jawab, dan ibarat sama saja menyuruh tuhan bertindak tidak bertanggung jawab. Dan dalam mengikuti suara hati, kita pun tidak boleh terlalu mendengarkan atau mengikuti opini dari lingkungan, maka kita akan bingung dibuatnya, seperti seorang bapak dana nak yang pergi ke sawah membawa seekor kerbau, lalu bertemu orang dijalan, orang lain itu bilang mengapa jalan kaki, mengapa tidak naik kerbau saja? Lalu si anak naik keatas kerbau, dan berpapasan dengan sseorang lain lagi di jalan, dan orang lain itu berkata lagi kenapa bukan bapaknya yang naik ke atas kerbau, si anak dianggap kurang ajar. Lalu si anak turun dari kerbau dan bergantian dengan bapaknya, tidak akan ada habisnya jika kita terlalu mengikuti opini dari lingkungan.
Etika Bagian Dari Filsafat
Lebih lengkapnya, etika adalah bagian dari
filsafat moral, dan estetika adalah bagian dari
filsafat keindahan, agar dapat dibedakan. Berbicara mengenai filsafat secara umum, ada
tiga bagian utama dari filsafat umum, yaitu:
- Ontologi,
yang berbicara mengenai hakikat segala sesuatu hal, apa yang dimaksud, apa
ciri ciri nya, unsur unsur dasarnya, komponen komponen nya, berbicara
mengenai unsur what, dan lain lain.
- Epistemologi,
yang berbicara mengenai bagaimana orang memperoleh kebenaran, bagaimana
memperoleh pengetahuan, dan terdapat dua jenis kebenaranan metode untuk
mencapai kebenaran, ada yang dengan cara kuliah untuk mendapatkan
kebenaran ilmiah, dan ada yang dengan cara wahyu untuk menghasilkan
kebenaran wahyu.
- Aksiologi,
yang berbicara mengenai nilai kebenaran, sesuatu yang benar belum tentu
baik, seperti bom nuklir, apakah baik atau tidak? Ini adalah pertanyaan
aksiologis, tidak membahas kebenaran nya tetapi baik atau buruknya.
Perbedaan ilmu dengan filsafat, yaitu ilmu
bersifat empiris, sedangkan filsafat bersifat meta empiris yaitu suatu
pengetahuan yang sifatnya melampaui empiris. Ada juga beberapa persamaan ilmu
dan filsafat, yaitu logis, sistematis, dan emipiris.
Etika Wahyu
Kualitas seorang manusia disandarkan pada
wahyu. Tetapi manusia adalah mahluk yang
dikaruniai akal dan pikiran, maka perlu juga untuk berpikir kritis terhadap
wahyu, apakah wahyu tersebut dapat berlaku pada keadaan sekarang ini atau
tidak, dan ada juga keadaan keadaan di masa sekarang yang belum termuatkan di
wahyu, seperti translplantasi organ tubuh manusia dari binatang. Dalam penerimaan wahyu pun, ada bermacam
pandangan, ada yang menaati wahyu tanpa berpikir, hanya berdasarkan kepada
apapun yang ada pada wahyu tersebut saja, tetapi akan lebih bertanggung jawab
apabila kita juga mengerti maksud dari wahyu tersebut secara menyeluruh
hakikatnya, menggunakan akal pikiran, tidak hanya karena ikut saja. Kelemahan etika wahyu adalah menyangkal bahwa
tuhan itu rasional, kalau segala sesuatunya hanya bergantung kepada apa yang
ada di kitab, dan tidak merangsang seseorang untuk bertanggung jawab. Maka itu etika wahyu dapat dikatakan kurang
memadai.
Etika Peraturan
Tindakan yang bermoral adalah ketika tindakan itu mematuhi peraturan, tetapi etika
peraturan juga kurang memadai, patuh
terhadap peraturan tanpa menuntut seseorang untuk mempertanyakannya kenapa. Sebaiknya kita harus paham jika ada sebuah
peraturan, maka nilai apa yang akan dijamin oleh sebuah peraturan itu, seperti
pada saat pemilihan ketua osis saat saya masih duduk dibangku sma dulu, para
siswa bergantian masuk ke ke sebuah kelas satu per satu untuk mencontreng
kandidat yang mereka pilih secara rahasia, tidak terlihat oleh orang lain. Maka nilai kerahasiaan ini lah yang hendak
dijamin dari peraturan sekolah untuk satu persatu mencontreng di dalam kelas.
Etika Situasi
Etika situasi berlawanan dengan etika peraturan,
dalam etika situasi, segala sesuatu harus ditinjau dulu situasinya, dipikirkan
dari awal lagi. Tanggung jawab
individual sangat ditekankan. Seorang
filsuf jerman F.W Nietzsche mengemukakan God is tot dan Ubermensch yaitu segala
sesuatu harus dipikirkan ulang, tidak bisa menyandarkan diri pada peraturan,
tidak bisa memukul rata saja. Etika
situasi juga memiliki kelemahan, yaitu gagal mempertimbangkan bahwa ada
similaritas kesamaan kerupaan dalam situasi, seperti penggunaan bahasa, yang
dinamakan auditorium, simposium itu dari dulu sampai sekarang tetap berarti
sama, tidak ada perubahan arti. Dalam
hal ini jika semua dibiarkan sesuai dengan suara hati, maka nanti akan kacau,
tetap diperlukan peraturan yang berlaku umum, dan tidak semua harus ditinjau dari
awal lagi, ada kala nya kita menggunakan sesuatu yang berlaku umum, contoh
menyetir mobil,menaiki jalan layang, kita tidak harus menguji dari awal lagi
apakah jalan layang ini akan kokoh atau tidak.
Relativisme Kultural
Adalah deskripsi perilaku dari suku suku
bangsa. Tidak ada prinsip moral yang
bersifat objektif, semuanya tentatif.
Setiap budaya tentu berbeda dengan budaya yang lainnya, maka letak
kebenaran itu sangat tergantung kita berada dimana. Contohnya pada suku bangsa
saya di minang, seoran laki laki jika sudah remaja harus diusir dari rumah,
tidak boleh tidur dirumah lagi oleh saudara saudara perempuan nya, dalam hal
ini mengusir saudara laki laki pada suku minang, dianggap benar secara
moral. Realtivisme kultural juga amsih
dianggap kurang memadai, karena memandang semua tingkah laku dalam budaya sama
baiknya, ini adalah kalimat yangs alah karena secara objektif kita harus dapat
mengakui bahwa ada budaya budaya yang secara moral adalah buruk, seperti
mengusir contoh kecilnya, bahkan membunuh, terjadi pada suku di Siberia dan lain
lain.
Beberapa Sistem Filsafat Moral
Eudaimonisme
Eudaimonisme atau happiness, yang berati
kebahagiaan. Menurut teori etika, ada
tiga cara mencapai kebahagiaan, yaitu dengan hedonisme, yang bertujuan akhir
kepada sebuah kenikmatan, etika pengembangan diri yang berrtujuan akhir sebuah
pengembangan diri, utilitarisme yang tujuan akhirnya adalah memberi manfaat
bagi orang banyak.
Hedonisme
Berasal dari kata Hedone dari bahasa yunani, yang
berarti senang, nikmat, atau dalam bahasa ingris nya pleasure. Menurut para hedonis yang menjadi hal terbaik
bagi manusia, adalah baik apabila memuaskan keinginan kita, apa saja yang
meningkatkan kuantitas kesenangan atau kenikamatan dalam diri kita. Terdapat dua macam hedonisme:
1.
Hedonisme
Etis, yaitu suatu pandangan yang menyatakan bahwa orang akan menjadi bahagia
kalau ia mengalami kenikmatan.
2.
Hedonisme
Psikologis, yaitu bahwa motivasi tindakan seseorang seluruhnya bisa
dikembalikan kepada kenikmatan.
Hedonisme tidak percaya bahwa orang bertindak
tulus, dan baik hati. Menurut hedonis,
jika seseorang berbuat baik, pasti karena ada kenikmatan yang di incarnya. Maka dari itu hedonisme ini memandang sinis,
dan ada juga orang yang curiga terhadap hedonisme yang berimplikasi menjadi
rakus, karena setiap kenikmatan harus diraih, cita cita menjadi kaya raya,
berfoya foya dan ketika mati masuk surga.
Orang orang yang mengejar kekayaan juga terkadang tak sadarkan diri atau
tidak ada kontrol diri. Menurut
Hedonisme psikologis, kenikmatan adalah motivasi tunggal dari sebuah tingakah
laku manusia atau disebut juga single drive.
Motivasi paling awal atau paling dasar seperti contohnya ketika kita
rela menolong seseorang, karena orang itu adalah teman baik kita, dimana kita
menaruh perhatian padanya, kita juga konsern dengan kesenangan nya, jika orang
itu senang maka kita kan merasa senang juga.
Dapat dilihat juga perbedaan dengan etika peraturan, dalam hal ini kalau dalam etika peraturan seseorang menaati peraturan karena benar benar ingin tertib, namun pada hedonisme, sreseorang menaati peraturan, karena ada manfaat yang diincarnya. Contoh bentuk kebahagiaan menurut hedonis adalah memiliki mobil mewah, rumah megah di kawasan yang elit, pakaian yang bermerk dan mahal, semua servis kelas satu untuk dirinya. Hedonisme menjadi tidak memadai dikala ada seorang anak raja atau anak presiden yang justru mendapatkan kebahagiaan nya diluar istana, diluar dari segala servis kelas satu yang biasa dihadapinya setiap hari, diluar dari kemewahan dan kegemerlapan, misalnya bermain lumpur di sawah menaiki kerbau dengan para anak anak desa lain nya.
Dapat dilihat juga perbedaan dengan etika peraturan, dalam hal ini kalau dalam etika peraturan seseorang menaati peraturan karena benar benar ingin tertib, namun pada hedonisme, sreseorang menaati peraturan, karena ada manfaat yang diincarnya. Contoh bentuk kebahagiaan menurut hedonis adalah memiliki mobil mewah, rumah megah di kawasan yang elit, pakaian yang bermerk dan mahal, semua servis kelas satu untuk dirinya. Hedonisme menjadi tidak memadai dikala ada seorang anak raja atau anak presiden yang justru mendapatkan kebahagiaan nya diluar istana, diluar dari segala servis kelas satu yang biasa dihadapinya setiap hari, diluar dari kemewahan dan kegemerlapan, misalnya bermain lumpur di sawah menaiki kerbau dengan para anak anak desa lain nya.
Etika Pengembangan Diri
Kebahagiaan itu bisa didapat apabila seseorang
dapat mengaktualisasikan segenap bakat dan potensi nya. Kelemahanya, karena
pengembangan diri sebagai tujuan, maka setiap ingin melakukan sesuatu, akan
timbul pertanyaan apakah hal itu dapat mengembangkan diri nya atau tidak,
bahkan pada perkara yang kecil sekalipun. Disaat kita terlalu repot prihatin
terhadap diri kita, justru kita akan makin tidak berkembang, maka dari itu caranya
adalah lepaskan saja diri kita, agar kita dapat menjadi manusia yang
berkembang. Akan tetapi tentu saja, juga
ada saat saat dimana kita memenag harus prihatin terhadap diri kita sendiri,
dan tetapi juga bukan berarti semua hal yang ingin kita kerjakan harus
dipertanyakan dulu ada manfaat untuk pengembangan diri kita atau tidak. Contohnya menjaga kesehatan, adalah prihatin
terhadap diri kita yang sifatnya memang harus.
Ketika kita ternyata sakit, karena kita sudah berusaha menjaga kesehatan
engan sebaik baiknya maka tidak apa apa, yang luar biasa adalah upaya yang
sudah kita kerahkan untuk menjaga kesehatan.
Selain melepaskan diri untuk berkembang, tentu saja kita juga harus
dapat menerima segenap keterbatasan pada diri kita.
Utilitarisme
Bahagia adalah apabila tindakan kita ada efek baik
nya bagi orang banyak. Utilitarisme
sangat rasional, karena setiap melakukan tindakan, dipikirkan dulu siapa yang
nantinya akan terkena untung atau terkena rugi.
Yang paling baik adalah jika kita memberi manfaat untuk sebanyak
banyaknya orang. Kelemahan nya adalah
menghitung mana yang terkena untung lebih banyak dan rugi lebih banyak tanpa
dilengkapi aspek keadilan. Seperti,
untuk mengubah sebuah lahan menjadi sebuah tempat parkir, yang tadinya di lahan
itu ada beberapa warung, terpaksa harus digusur, yang tergususr katakan ada 3
keluarga pemilik warung, tetapi dengan dibuatnya lahan parkir ditempat itu,
akan bisa menampung 50 mobil parkir di dalamnya membantu masyarakat banyak
untuk parkir, maka si pemilik warung akan dikorbankan karena mereka kurang kuat
dan sedikit. Maka disinilah perlunya
utilitarisme ini dilengkapi dengan aspek keadilan dan hak asasi manusia.
Deontologi
Menurut Immanuel Kant yang bisa disebut baik dalam
arti sesungguhnya hanyalah sebuah kehendak yang baik. Hal hal lain nya akan disebut baik dengan
syara dan terbatas, seperti kesehatan, kekayaaan, kepintaran hanya akan menjadi
baik jika digunakan, itu pun masih bisa menjadi tidak baik dan jahat jika digunakan
secara salah dan tidak baik. Berkesan
seolah olah kita berkelakuan baik hanya semata mata melakukan karena
kewajiban. Dan menurut Kant bertindak
karena rasa cinta, adalah tindakan yang menggunakan kecendrungan hati saja, dan
karena nya seseorang yang melakukan nya itu menjadi tidak bebas.
Pluralisme
Arti kata plural adalah majemuk, lawan dari plural
adalah singular yaitu tunggal.
Pluralitas adalah sebuah fakta, yang tanpa kita harus berbuat sesuatu,
memang fakta itu sudah ada. Pluralisme
adalah sebuah sikap melibatkan diri secara aktif dalamperbedaan. Pluralisme juga dapat kita bedakan dengan
toleransi dan ekslusivisme yaitu orang yang meng klaim bahwa dirinya lah yang
memegang kebenaran, diluar dari dirinya dianggap tidak benar. Eksklusivisme bisa berbentuk etnocentrisme,
dan sovisme. Toleransi berarti
membiarkan dengan sabar sebuah perbedaan, jika ada seseorang yang berbeda
dengan kita, kita menghargainya, namun kita tidak berusaha agar orang tersebut
menjadi sama dengan kita. Dan orang yang
pluralis tidak akan merasa anti mencari kebenaran di dalam sebuah
perbedaan. Orang yang eklusivis, akan
dapat terlihat pada masalah masalah seperti agama, suku, negara dan lain
lain.
Orang yang toleran dan ekslusiv sama pendapatnya bahwa mereka adalah yang paling benar, hanya saja sifat eksternalnya yang membedakan, orang yang ekslusivis mengkafirkan orang lain yang bukan kelompoknya, sementara orang toleran tidak adan megklaim seperti yang dilakukan orang orang ekslusivis, naqmun akan membiarkan saja sebuah perbedaan.
Paham pluralisme adalah paham yang belum tentu dapat diterima di masyarakat. Sering dianggap paham sesat, dan di sesat sesatkan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Pengalaman saya bersekolah hingga saat ini berkuliah, dimana teman teman saya berasal dari suku, agama, dan latar belakang keluarga yang berbeda beda, saya merasa kami semua memiliki toleransi yang sangat baik antar sesama, dan setelah mengikuti kuliah ini, saya dapat mengetahui bahwa diri saya pribadi termasuk ke dalam golongan orang orang yang pluralis, karena saya tidak pernah merasa antipati untuk mengetahui informasi, atau mengetahui sebuah pengetahuan lain, dari latar belakang yang lain pula, dan saya pun akan melihatnya dari sisi yang berbeda lagi, saya merasa hal ini adalah baik, karena akan dapat memperkaya saya dengan wawasan yang baru dan lebih luas lagi. Mengetahui atau memperlajari sesuatu hal yang lain dari perbedaan, bukan berarti saya lantas meninggalkan jati diri saya, tetapi justru akan lebih memperkuat jati diri, dan keimanan saya dengan wawasan yang luas.
Orang yang toleran dan ekslusiv sama pendapatnya bahwa mereka adalah yang paling benar, hanya saja sifat eksternalnya yang membedakan, orang yang ekslusivis mengkafirkan orang lain yang bukan kelompoknya, sementara orang toleran tidak adan megklaim seperti yang dilakukan orang orang ekslusivis, naqmun akan membiarkan saja sebuah perbedaan.
Paham pluralisme adalah paham yang belum tentu dapat diterima di masyarakat. Sering dianggap paham sesat, dan di sesat sesatkan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Pengalaman saya bersekolah hingga saat ini berkuliah, dimana teman teman saya berasal dari suku, agama, dan latar belakang keluarga yang berbeda beda, saya merasa kami semua memiliki toleransi yang sangat baik antar sesama, dan setelah mengikuti kuliah ini, saya dapat mengetahui bahwa diri saya pribadi termasuk ke dalam golongan orang orang yang pluralis, karena saya tidak pernah merasa antipati untuk mengetahui informasi, atau mengetahui sebuah pengetahuan lain, dari latar belakang yang lain pula, dan saya pun akan melihatnya dari sisi yang berbeda lagi, saya merasa hal ini adalah baik, karena akan dapat memperkaya saya dengan wawasan yang baru dan lebih luas lagi. Mengetahui atau memperlajari sesuatu hal yang lain dari perbedaan, bukan berarti saya lantas meninggalkan jati diri saya, tetapi justru akan lebih memperkuat jati diri, dan keimanan saya dengan wawasan yang luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar