Manusia dilahirkan bukan begitu saja ke dunia, tetapi dengan tujuan untuk
ikut menari didalam tarian kehidupan, dengan segala bentuk perbedaan dan
perubahan perubahan di dunia dan semesta alam ini yang tiada hentinya. Manusia merupakan mahluk sosial dan ekologis,
hidup dibumi sebagai rumah, dan langit sebagai atapnya, di empat samudera dan
lima benua, semua manusia adalah bersaudara, satu hakikat sebagai manusia yang
berkewajiban menjaga keselarasan tarian kehidupan, bukan malah merusaknya. Dibutuhkan pengetahuan yang cukup untuk dapat
menjadi manusia yang berkualitas sehingga dapat mewujudkan cita cita kearifan
timur. Ilmu yang baik dapat dijadikan
sebagai modal untuk seorang manusia berpikir dan mendapat pencerahan. Ilmu pengetahuan dapat didapat dari membaca
buku, ataupun pengalaman hidup seorang manusia yang berarti.
Dalam anggapan di india, pada patung the
dancing of shiva, manusia yang tidak berilmu dilambangkan berada di bawah kaki
shiva, ini berarti manusia yang tidak memiliki ilmu akan terinjak injak dibawah
peradaban dan dilamun ombak dalam perubahan tiada henti yang dialami oleh dunia
dan semesta alam ini. Berhubungan juga
dengan pengetahuan, ada dua metode untuk mengajar, yaitu pedagogi dan
andragogi. Pedagogi adalah metode
pengajaran yang guru masih sebagai pusat kegiatan, karena semua bergantung pada
apa yang diperintahkan oleh guru. Dan
murid murid cenderung disuapi atau mengikuti saja, sehingga kurang inisyatif
kreatif dan kurang memakai akal pikiran mereka.
Metode ini biasanya diberlakukan untuk mengajar anak anak, dimana akal
pikiran mereka pun memang masih diambang batas kanak kanak yang belum bisa
terlalu dituntut untuk berinisyatif dan berpikir keras.
Sementara metode andragogi adalah metode yang
dipergunakan untuk mengajar orang dewasa, dimana dosen atau guru lebih
bertindak sebagai pembimbing saja, selebihnya si murid yang akan menentukan
kredibilitasnya sendiri, berinisyatif, berpikir, kreatif, giat berusaha, dosen
hanya membimbing saja. Tentu saja
manusia dewasa memang sudah layak untuk mendapat metode ini, karena akal
pikiran nya sudah melewati batas kenak kanak bahkan remaja, jadi dianggap sudah
mampu untuk dapat mengusahakan sendiri yg terbaik bagi diri nya untuk
mendapatkan pembelajaran dan pengetahuan.
Manusia dalam semesta ini, tidak sebagai organisme yang berdiri sendiri,
seperti yang dikatakan mahluk sosial, selain dengan keluarga (family), juga
dengan kelompok nya (community) bahkan sebagai bagian dari negara (country),
dan yang lebih luas lagi bagian dari dunia ini (world), serta bagian dari
semesta alam (beyond).
Bagaimana
dibutuhkan interaksi dan hubunganyang baik antar semua ini agar tarian
kehidupan dapat menemui ritme iramanya yang sesuai dan indah. Disinilah manusia perlu untuk mengembangkan
dirinya, menjadi manusia yang unggul yang memiliki pencerahan, dan dapat
memberikan pencerahan kepada orang lain. Seperti pepatah yang diajarkan di
dalam kearifan timur, “Bukan kebenaran yang menbuat manusia agung, Tapi manusia
yang membuat kebenaran menjadi agung”.
Artinya disini adalah keahlian manusia itu sangat dibutuhkan, karena
bukanlah suatu kebenaran yang akan menjadikan manusia itu terhormat, tetapi
bangaimana seorang manusia mempunyai keahlian untuk menjadikan kebenaran yang
didapatnya menjadi kebenaran yang terhormat dan luar biasa. Yang perlu disadari adalah the earth doesnt
belong to the man, The man belongs to the earth.
Maksudnya adalah dunia ini bukan milik
manusia, jadi jangan berebut menguasai dunia, tetapi apa yang dapat manusia
lakukan untuk kelangsungan hidup dunia ini, dan pada hakikatnya memang manusia
adalah milik alam semesta, dimana alam semestalah yang menaungi kehidupan dan
peradaban manusia. Seperti pepatah pada
kearifan timur, bahwa “Langit, maha mengayomi tanpa pilih kasih; Bumi, maha
mendukung tanpa pilih kasih, dan Matahari dan rembulan menerangi tanpa pilih
kasih”. Sungguh sangat mulianya alam semesta ini, tapi terkadang masih cukup
banyak manusia yang tidak menyadarinya, bahkan karena ketidak sadaran nya itu,
manusia sering membuat human error, jika terjadi masalah, sekalipun pada alam
semesta, cenderung itu adalah akibat human error yang diciptakan oleh manusia
yang sia sia, mengapa sampai terjadi demikian, karena ilmu yang didapat dari
manusia manusia tersebut kurang dalam, mereka kurang memaknai hakikat
hidup.
Belajar itu sepanjang hayat,
sampai kapanpun manusia dapat belajar, harus giat belajar, bacalah sebanyak
banyak buku selama hidup, karena buku adalah jendela ilmu, yang akan
menghantarkan kita kepada kehidupan yang lebih arif dan bijak, memandang segala
sesuatu nya di dalam hidup ini, bekerjasama dengan manusia manusia lainnya dari
berbagai penjuru dunia ini, agar dapat bersatu didalan perbedaan yang ada, dan
dapat mengikuti perubahan serta bertahan dalam irama yang dicita cita kan
berkesinambungan dan sesuai dengan ritme yang baik dan indah. Kearifan timur mengajari kita banyak makna
dari kehidupan dan bagaimana memaknai kehdupan ini berlangsung, unity in
diversity sebagai landasan dasar, agar tercipta the dance of change dengan
irama yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar