Mengenai Saya

Foto saya
Im a big dreamer, fashion admirer-designer-mix match'er, accessories maker, food lover, enjoy cooking, travelling, singing and dancing, anything fun. Broadway,5th Avenue to the Gossip Girl makes me fall in love with New York city. One of my bigest dream,wow. Lakers, Kobe and Gasol is very cool. And what else,let me think.. Kimora, she is my Idol :D :D last but not least Im a Barbie and Hellokitty Lover. Its me AdrianiNadia, =)

Senin, 09 April 2012

Tes Rorschach


Tes Rorschach dianggap sebagai tes proyektif yang terdiri dari satu set berisi sepuluh kartu inkblots bilateral simetris. Subyek diminta untuk memberitahu penguji apa yang ada dipikiran mereka saat melihat kartu inkblot tersebut. Tujuan secara keseluruhan dari teknik ini adalah untuk menilai struktur kepribadian, dengan penekanan khusus pada bagaimana individu membangun pengalaman mereka dan persepsi serta skema mereka terhadap suatu citra tertentu (citra tematik: weiner 1994). Meskipun terdapat sanggahan dari dalam maupun luar bidang psikologi, Rorschach tetap menjadi salah satu teknik yang paling banyak digunakan dan diteliti secara menyeluruh. Asumsi sentral dari Rorschach adalah stimulus yang berasal dari lingkungan yang dikelola oleh kebutuhan khusus dalam diri  manusia, motivasi, maupun konflik.
 Kebutuhan akan pengelolaan menjadi lebih luas dan menajam ketika subjek dihadapkan dengan stimulus yang ambigu, seperti percikan tinta (inkblot) pada kertas kosong. Dengan demikian subjek harus merespon dengan ide dan asosiasi yang tercipta dalam proses kognitif mereka. Proses ini menuntut individu mengelola persepsi serta mengasosiasikannya dengan pengalaman masa lalu. Tesis yang diinterpretasikan oleh Rorschach didasarkan pada proses respons terhadap tes Rorschach merupakan perwakilan dari bagaimana subjek menghadapi situasi ambigu lain dalam kehidupan nyata sehari-hari  yang membutuhkan unsure pengelolaan kognitif dan penilaian.
Respon subjek dinilai berdasarkan tiga kategori umum:
1.Location, area dalam bercak tinta yang menjadi fokus subjek. 
2.Determinant, bagaimana subjek melihat aspek, aspek apa yang digunakan subjek untuk memberikan jawabannya itu. 
3.Content, apa kategori isi jawaban subjek tersebut (manusia, arsitektur, anatomi, dsb).

Interpretasi dari tes Rorschach tersebut berdasarkan pada jumlah respon yang masuk dalam masing-masing kategori diatas. Meskipun katagori skor terlihat simpel, namun untuk menginterpretasikan dan menskoring secara detail dan spesifik sangatlah kompleks.  Comprehensive System Exner merupakan salah satu sistem yang berfungsi untuk menginterpretasi tes Rorschach. Sistem tersebut dipilih karena merupakan sistem yang dianggap paling sesuai sampai saat ini. Sistem skoring yang paling sering digunakan dan interpretasi dari sistem-sistem lain juga telah dimasukkan dan diintegrasikan ke dalam pendekatan Exner tersebut.
Tes Rorschach pertama kali dipublikasi pada tahun 1921, berselang satu tahun setelah itu Rorschach meninggal dunia pada usia yang cukup muda 37 tahun. Selanjutnya pekerjaannya dikembangkan oleh beberapa rekannya sampai pada kurun waktu tertentu, dan kemudian dikembangkan lagi oleh orang-orang yang berbeda latar belakang.  Dari pengembang tes Rorschach ini ada dua nama yang paling populer yaitu Beck dan Klopfer.  Beck lebih sepaham dengan Rorschach, sementara Klopfer pendekatannya lebih sepaham dengan Freud dan Jung.  Karena dikembangkan oleh orang-orang yang berbeda maka tes Rorschach tidak menjadi suatu tes yang kesatuan, melainkan menjadi 5 sistem yang berbeda.  Exner dan rekan-rekannya kembali mengerucutkan tes Rorschach agar ada interpretasi dan aturan yang standart yang dapat diberlakukan, kemudian pada tahun 1974, untuk pertama kalinya Exner menggabungkan system dari para ahli yang menggunakan tes Rorschah dalam buku dengan judul The Rorschach: A Comprehensive System. Buku tersebut dirilis ulang untuk yang kedua kalinya pada tahun 1986 dan edisi ketiga pada tahun 1993. Exner juga mempublikasikan dua edisi baru tentang Assessment of children and adolescents. 

Senin, 02 April 2012

Tes Kepribadian

Tes kepribadian adalah instrumen untuk mengukur ciri-ciri emosi, motivasi antar pribadi, dan sikap, yang dibedakan dari kemampuan.  Tes kepribadian bukan merupakan tes kemampuan seperti tes intelegensi.  Ada karakteristik yang mendefinisikan perbedaan antara berbagai jenis individu, dan bahwa perbedaan tersebut dapat diukur secara akurat.  Tes kepribadian menyangkut banyak unsur seperti nilai, ciri kepribadian, identitas pribadi, selera humor, kehangatan antar pribadi, gaya perilaku, pandangan terhadap dunia, dan akulturasi.  Sebuah hasil tes kepribadian tidak akan berarti jika tidak dibandingkan dengan hasil tes kepribadian individu lainnya, karena dari sanalah akan terlihat ke khas-an antar kepribadian-kepribadian yang ada. 

Kepribadian terdiri dari gambaran yang tersusun secara sosial, otomatis menganut norma sosial yang berlaku, seperti gambaran manusia dengan dua tangan dua kaki, dua mata, ada hidung, mulut, telinga, lengkap.  Itulah yang disebut manusia sebagai acuan dari tes gambar.  Kepribadian berlangsung lama dan menetap serta konsisten diungkapkan ke berbagai situasi yang dialami individu.  Pada awalnya teori mengenai kepribadian dianggap sebagai ilmu semu (Pseudo Science) yang belum terbukti secara sahih.  Pemeriksaan kepribadian berkembang sebagian dari riset mengenai perbedaan individu dan kelompok, juga terkait dengan phrenology (ilmu tentang garis tangan), physiognomy (ilmu membaca wajah), dan graphology (ilmu membaca tulisan).  

Dari ketiga ilmu ini masih terpakai hingga saat ini, namun sudah secara ilmiah penggunaannya untuk memebantu merumuskan standar perbedaan.  Sebagai contoh pada tes gambar, dapat dilihat ketebalan garis, tarikan garis, arsiran garis, penekanan-penekanan pada gambar, hal ini didapat salah satunya dari penjelasan graphology, dan membedakan gambar wajah manusia yang di gambar oleh peserta tes, dalam menginterpretasikannya juga salah satunya dilihat dari penjelasan physiognomy.  Dasar teori kepribadian menjadi acuan dalam pengembangan tes-tes kepribadian.  Murid dari Hippocrates, yaitu Galen mengatakan kepribadian berasal dari lendir dalam tubuh manusia, lendir tersebut ada sanguinis, melankolis, choleris, dan plegmatis.  

Kemudian ada pula teori tipe tubuh dari Ernst Krestchmer, teori Allport yang berdasar kepada 16 personality factor milik Cattel, teori Ey Senck mengenai introvert dan ekstravert - stability dan instability, juga ada teori-teori yang digabungkan seperti MMPI, Million Multiaxial Inventory, yang banyak dilakukan juga di lingkungan psikiatri.  Kemudian ada teori-teori yang cukup baru seperti MBTI, DISC, dsb.  Tes kepribadian dapat berguna untuk screening gangguan kepribadian, pemeriksaan analitis, pemeriksaan pernikahan dan keluarga, psikologi kesehatan, psikologi hukum, kompetensi hukum dan kegilaan, seks dan kekerasan, dan pengasuhan anak jika orang tua bercerai atau meninggal dunia.

Menurut jenisnya tes kepribadian terbagi menjadi dua, inventory dan proyeksi.  Inventory tidak merupakan tes, tetapi sebuah self report, dimana responden dihadapkan dengan pertanyaan atau pernyataan dan diminta untuk memilih mana yang paling sesuai dengan dirinya.  Tidak ada istilah benar-salah, skornya bersifat ipsatif, yaitu tidak dibandingkan dengan orang lain, melainkan dengan hasil-hasil tes dirinya sendiri.  Sementara tes kemampuan skornya bersifat normatif.  Karena dalam inventory responden berespon tentang dirinya sendiri, maka kemungkinan terjadi bias cukup besar, seperti juga faking.  

Untuk mengurangi faking dapat dilakukan forced choice, dimana dibuat dua pilihan yang isinya bisa saja keduanya adalah sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, tetapi tidak ada pilihan lain, responden harus memilih antara pilihan tersebut.  Respon set pada tes juga dapat mengurangi faking.  Pada jenis tes kepribadian proyeksi, memuat tes-tes yang menyangkut gambar,  seperti menggambar, TAT, CAT, dsb.

Minggu, 01 April 2012

Psychological Analysis Of The Movie: The Blind Side


Dinamika psikologis yang dialami oleh Michael:

  1. Masa Phallic, (dalam tahap perkembangan Freud) tidak dapat terlewati dengan baik pada Michael, dikarenakan ia sejak lahir tidak tinggal bersama ayahnya, bahkan siapa sosok ayahnya pun ia tidak begitu mengetahui dengan jelas, dan ketika ia masih balita ia juga harus mengalami perpisahan dengan ibunya, karena ibunya ditangkap polisi karena kepemilikan dan kecanduan ganja, disamping itu ibunya juga dianggap tidak dapat mengurusi anak dengan baik oleh negara, maka dari itu Michael dipindahkan ke panti asuhan oleh pemerintah.
  2. Michael adalah seorang anak yang pembawaannya tenang, terbukti memiliki kepribadian kekanak-kanakan, karena dia mencoba bermain dengan anak-anak TK dan di abaikan oleh anak TK tersebut. Kemudian Michael berteman dengan anak termuda dari keluarga Tuohy yang mengenalkan pada dunia bola.
  3. Michael mengalami stress, yang stressor nya merupakan stressor personal atau masalah yang dialami berasal dari masalah personal yaitu keluarganya.
  4. Stress yang dialami Michael akibat pengalaman masa lalu nya tentang keadaan keluarganya yang begitu rumit dan memprihatinkan, sehingga mengorbankan anak anak, mendatangkan tekanan tersendiri bagi Michael yang berdampak pada proses perkembangannya, yaitu:
-          Perkembangan Kognisi yang terhambat dan tidak bejalan baik
-          Proses sosialisasi dengan sesama yang juga tidak berjalan baik karena ia menjadi kurang percaya diri, akibat lingkungan yang selalu  meremehkannya, dan tidak hangat pada dirinya.
-          Proses komunikasi pun ikut terpengaruhi menjadi kurang terlatih akibat ia jarang bersosialisasi.
  1. Rasa hampa, minder, dan perasaan tidak berarti mendominasi perasaan Michael sehari hari, sehingga ia menjadi kebingungan akan hidupnya, dan bagaimana bertahan menjalani hidup ini.
  2. Segala ketidak puasannya atas hidupnya pada saat terpuruk, atas perlakuan orang tuanya, selalu ia repress karena tiada hal apapun yang dapat ia perbuat tentang hal itu, berusaha menerima nasibnya, dan merepress segala memori yang menyakitkan bagi dirinya walaupun ia sendiri bingung apakah memang pantas ia mendapatkannya atau tidak.
  3. Dari segala tekanan dan stress yang ia hadapi, dan kemampuan intelegensinya yang hanya rata rata, namun Michael memiliki insting pelindung yang sangat kuat, dan hal tersebut yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan dengan baik dan menjadi jati dirinya, yang menghasilkan respect dari lingkungan, juga keberuntungan besar tersendiri bagi Michael.
  4. Saat keluarga Leanne Touy menerima Michael sebagai anggota keluarga mereka, perlahan – lahan Michael mulai merasa dirinya berarti. Mulai muncul rasa nyaman dan seakan mendapat perlindungan secara psikis dari keluarga tersebut
  5. film ini kaya dengan penggambaran realitas sosial, dimana ras masih menjadi penghalang dan pemisah antarwarga.

  1. Perubahan psikologis yang terlihat dari kasus Michael adalah bahwa seseorang yang tersingkir, dianggap remeh, tidak percaya diri, tidak ada jati diri, dalam keadaan stress, dengan pengalaman menyakitkan dalam hidupnya, dengan faktor faktor tertentu dapat tertolong dan berubah keadaan psikologisnya menjadi seorang yang percaya diri, meraih jati dirinya, dan dihormati orang lain, dengan prestasi prestasi yang dapat dihasilkannya.


Coping terhadap stress pada Michael:

-          Pada kasus Michael, ia melakukan coping dengan cara : Change The Goal:

Michael lahir kedunia sama seperti anak anak lainnya, namun situasi dan kondisi keluarga yang membuatnya menjadi terpuruk, dan stress.
Maka dari itu Michael jauh di lubuk hatinya juga memiliki impian impian, keinginan akan sesuatu dan banyak hal, seperti ingin dapat bermain dengan teman teman, memiliki banyak teman sehingga ia tidak kesepian, memiliki keluarga yang utuh dan sejahtera, dan lain lain.  Namun karena kondisi yang harus ia hadapi begitu pahit sehingga ia harus menjadi bagian dari anak anak yang dianggap ditelantarkan oleh orang tuanya sehingga menjadi tanggung jawab negara, tinggal di panti, dan bahkan tinggal di jalanan, membuat michael tidak lagi bermimpi tentang kesejahteraan, tidak lagi bermimpi tentang memiliki teman teman yang banyak yang dapat diajak bermain bersama bersuka cita, ia merubah tujuan, dan pemikirannya. 

Yang menjadi tujuan hidup Michael pada saat itu hanyalah kebutuhan biologis yang sangat dasar, seperti makan, tempat untuk tidur, dan berteduh, bahkan untuk rasa aman saja ia belum mampu menghadirkan itu pada dirinya.  konsentrasi hidupnya adalah bagaimana bertahan menjalani kehidupan yang sangat keras, membingungkan, sekaligus menyakitkan baginya ini. Walaupun Michael menjadi tanggung jawab negara, namun rasa kekurangan akan kasih sayang tidak dapat dihadirkan oleh negara, fasilitas yang ia dapat pun hanya fasilitas sangat sederhana, namun michael sering kabur dari panti panti yang menaunginya, membuatnya menggelandang.  Hal itu terjadi karena ia stress akan semua masalah yang menimpanya, dalam hatinya selalu berusaha bertanya mengapa, namun ia tidak pernah ammpu menemukan jawabannya. Hal itu bahkan membuat Michael tidak dapat konsentrasi terjadap sekolah dan berpikir untuk hal hal yang terkait dengan pelajaran, karena kebutuhan dasarnya saja masih memprihatinkan, ia pun tidak merasakan apa itu kasih sayang dari keluarga, kakak dan adik nya saja ia tidak begitu tahu berada dimana saja, sementara ibunya tidak dapat mengurus anak anaknya dengan baik.



Faktor yang membuat Michael berhasil:

-          Social Support –

Adalah sosial support yang menjadikan Michael tertolong dari stressnya yang berkepanjangan selama ini, dan memebuatnya berhasil menjadi dirinya sendiri, menjadi pribadi yang berprestasi dan dihormati orang lain.
Beruntung Michael bertemu dengan sebuah keluarga dari sekolah tempat ia dikirim untuk belajar yang sangat berbaik hati mau menerima Michael dan pada akhirnya untuk tinggal dirumah mereka dan mengasuhnya secara legal. Dari sana lah ia perlahan mendapat kasih sayang yang sudah lama tidak pernah ia rasakan, ia mendapat keamanan, kenyamanan dan penerimaan yang baik, ia juga mendapat teman yang selama ini tidak pernah ia miliki.
Keadaan baru ini merubah semangat hidupnya, dan perlahan juga menariknya keluar dari stress berkepanjangan selama ini.
Keluarga itu adalah keluarga kulit putih, namun mereka mau menolong dan mengasuh Michael yang berwarna kulit hitam, dan memperlakukan Michael penuh kasih sayang, memperlakukannya sama seperti mereka memperlakukan dua orang anak kandungnya. Sikap luar biasa yang dimilki oleh keluarga ini yang membantu michael dalam keberhasilannya. 

Gejala Sosial - Membuang Sampah Off Side


Gejala sosial membuang sampah sembarangan, atau tidak pada tempat yang sudah disediakan.  Masih sangat banyaknya masyarakat di Indonesia, khususnya di jakarta yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya, padahal perkara sampah ini adalah sesuatu yang sangat penting yang bersinggungan dengan kehidupan manusia juga alam semesta, karena melihat krusialnya masalah ini, dan lemahnya kesadaran masyarakat akan menjaga kebersihan.  Sampah adalah sesuatu yang kelihatan nya simpel, namun efek yang ditimbulkannya sangatlah besar, hanya karena membuang sampah sembarangan suatu daerah dapat terkena banjir, lalu menimbulkan lingkungan yang tidak sehat sehingga memicu datangnya berbagai macam bawah penyakit, selain itu juga menimbulkan suasana kotor yang tidak sedap dipandang mata, bagi sampah yang tidak dapat didaur ulang juga akan merangsang percepatan pembolongan ozon, sungguh sangat mengancam kehidupan manusia.  

Masalahnya pengetahuan akan hal ini seolah tidak cukup untuk menggerakkan hati masyarakat untuk tertib membuang sampah, kesadaran akan tertib di Indonesia masih sangat minim, tidak hanya pada urusan sampah juga untuk urusan lainnya yang juga penting bagi kehidupan kita.  Membuang sampah sembarangan menjadi kebiasaan, bahkan juga menurun ke generasi muda, akibat percontohan yang diberikan oleh keluarga, dan lingkungan.
  Di tempat yang sudah demikian tidak tertib, jika ada seseorang yang berjalan agak jauh untuk menemukan tempat sampah dan kemudian membuang sampah nya, akan terlihat konyol oleh orang lain, karena orang yang tertib bukan seperti kebanyakan orang yang ada, dan mereka jadi terlihat berbeda, bodoh, dengan kesan konyol yang diberikan oleh masyarakat, padahal orang tersebut melakukan suatu perbuatan yang benar dan yang seharusnya dilakukan.  Sesuatu yang baik menjadi tidak baik, yang benar menjadi salah, orang yang melakukan sesuatu yang benar dikondisikan menjadi malu, semetara orang yang melakukan perbuatan buruk tidak ada sedikitpun rasa malu pada dirinya dan orang lain, bahkan tidak jarang juga mendapat pujian dari sekelompok orang. 

Ada keterbalikan nilai yang terjadi, yang disebabkan oleh perlakuan pelanggaran pelanggaran yang sudah membudaya, dan hal ini juga sebagai salah satu yang mempengaruhi penyebab pemerosotan moral bangsa.  Sampah merupakan limbah, atau suatu yang dihasilkan akibat bekas produksi dan pemakaian, sampah menurut klasifikasinya terdapat dua bagian, yaitu sampah organik, non organik.  Sampah organik ialah sampah yang dapat di daur ulang atau dikelola kembali sehingga menghasilkan barang barang baru yang masih dapat bermanfaat dan berfungsi untuk masyarakat.  Sementara sampah non organik adalah sampah yang tidak dapat didaur ulang, keberadaannya karena tidak dapat dikelola kembali maka akan merusak tanah, dan mempengaruhi ozon cepat berlubang, atau dikenal dengan global warming.  Sampah non organik seperti plastik, dan kaleng dapat hancur namun dengan memakan waktu yang sangat lama, butuh bertahun tahun untuk menghancurkan satu kaleng bekas minuman, bayangkan ada berapa banyak bekas plastik dan kaleng minuman di dunia ini, atau di negara ini.  

Memang sekarang ini sudah mulai ada orang yang mencoba mengolah limbah non organik ini sehingga dapat bermanfaat sebagai pajangan atau hiasan, tetapi masih belum banyak orang yang melakukannya.  Dalam rangka membuang sampah pada tempatnya, jaman sekarang ini di negara negara maju telah melakukan pembagian tempat sampah masing masing ada tiga buah atau empat buah pada setiap tempah pembungan sampah yang disediakan untuk masyarakat umum, yaitu dibedakan sampahnya tabung pertama untuk sampah organik yang kering, lalu tabung kedua untuk sampah organik yang basah, tabung ketiga untuk sampah plastik, tabung ke empat untuk sampah kaleng.  Jadi jika anda hendak membuang bekas minuman yang belum habis, sampah air nya bisa anda buang ke tabung sampah basah, lalu setelah habis air nya, sampah kaleng nya bisa anda buang ke tabung khusus kaleng.  Hal ini bertujuan untuk mempermudah mengklasifikasikan sampah sampah tersebut dalam pemungutan akhirnya nanti, jadi sampah yang dikirim ke tempah pembuangan terakhir, sudah dalam keadaan teratur, dikelompokan masing masing, dengan begini akan mempermudah pekerjaan pada tingkat pembuangan terakhir sehingga dapat mudah pula disalurkan untuk yang di daur ulang dan yang tidak. 

Hal ini menunjukan bahwa betapa pedulinya pemerintah suatu negara akan hal sampah, dan bagaimana mempermudah masyarakat untuk membuang sampah sehingga timbul kesadaran untuk tertib.  Ada usaha dari pemerintah untuk memfasilitasi masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.  Tidak hanya itu, tempat sampah hampir setiap beberapa meter dimanapun disediakan untuk mempermudah membuang sampah, tetapi hal ini juga didukung dengan penegakan hukum yang berjalan baik, dibuat denda keras dan hukuman bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan, merusak lingkungan, merusak kebersihan, sehingga masyarakat yang belum bisa tertib, akan berusaha untuk tertib paling tidak karena takut akan hukuman dan denda dari pemerintah.  Hal ini dapat efektif, khususnya untuk masyarakat yang belum terbiasa hidup tertib seperti di negara kita, sangat diperlukan penegakan hukum yang tidak dapat ditawat tawar, berjalan dengan sebagaimana harusnya, agar suatu kontrol dapat diciptakan.  

Jika suatu negara tidak memiliki ketegakkan hukum yang baik, maka kontrol akan masyarakatnya juga sudah pasti tidak baik, jelas saja banyak orang yang berbuat seenaknya, semaunya, karena tidak adanya keadilan dan ketegakan hukum.  Jadi hukum jelas berperan penting untuk menciptakan ketertiban di suatu lingkungan tertentu.  Kita dapat mencontoh hal hal yang positif seperti ini pada negara negara yang sudah maju, agar negara kita juga bisa berkembang ke arah kemajuan, tertib dapat diwujudkan.  Hal ini dapat dimulai dari usaha  kecil untuk membiasakan diri mengadakan kontrol terhadap segala sesuatu yang kita kerjakan, mengecek segala sesuatu nya dan jika ada pelanggaran kita juga harus membiasakan diri menegur, atau memberikan tindakan sesuai dengan porsinya.  Jika terlihat ada sampah disekitar kita, tumbuhkan kemauan untuk mengambil dan memasukan nya ke tempat yang semestinya.  Jika masyarakat Indonesia dapat terbiasa dengan hal ini, maka tugas akan terasa semakin ringan karena kita sebagai masyarakat satu sama lain saling memberikan kontrol untuk pribadi, kelompok, dan lingkungan kita, sehingga dapat aman dan terjaga.


Walt Disney

   

Walter Elias Disney atau lebih dikenal dengan Walt Disney, lahir 5 Desember 1901 dan tutup usia pada 15 Desember 1966, adalah seorang produser film, sutradara, animator, sekaligus pengisi suara berkebangsaan.  Amerika Serikat.  Ia mendirikan sebuah perusahaan yang kian lama semakin merajai dunia kartun. Perusahaan yang menjadi rajanya animasi ini, adalah The Walt Disney Company. Sudah ratusan film kartun yang diciptakan oleh perusahaan besar ini sampai sekarang. Adanya animasi, berawal dari kontribusi hasil karya nya.  Walt yang sejak kecil sudah memiliki hobi menggambar, khususnya gambar kartun, Mulai dari sketsa, hingga kartun yang berwarna.  Ia  adalah seorang yang suka mencoba dan menggunakan fantasi dan imajinasi nya yang berakar pada kenyataan, seperti yang terdapat pada ciri ciri orang kreatif menurut Bobbi De Porter dan Hernacki (1992). 

Saat remaja, ia pergi kerumah pamannya untuk berkunjung dan berjalan-jalan mencari sesuatu di ladang pamannya. Disana, ditemukan banyak sekali tikus-tikus ladang yang berkeliaran.
Melihat banyaknya tikus, suatu saat ia terinspirasi. Muncul keinginan untuk menuangkan imajinasinya kedalam bentuk kartun. Maka, dicobalah membuat sketsa kartun yang berasal dari objek tikus yang dilihatnya.  Banyaknya imajinasi yang muncul, membuatnya tergerak melakukan proses pencarian bentuk. Mulai dari bagaimana menggambarkan komponen-komponen anggota tubuh tikus, agar terlihat lucu, menarik, dan tidak menjijikkan.  Dari proses tersebut, maka lahirlah Mickey Mouse yang merupakan cikal bakal dari kartun animasi pertama yang pernah dibuat. Awal mulanya, bentuk Mickey masih sederhana. Dengan beberapa ciri tikus yang dimanipulasi mulai dari bentuk telinga yang dibuat bulat.

Bentuk mata yang dibuat besar hampir sebesar wajahnya, dan bentuk tubuh yang kurus ditambah atribut celana pendek yang dibuat sederhana sehingga memudahkan untuk proses produksinya.  Dan Mickey Mouse, melakukan debutnya di layar perak dalam film bertajuk ‘Steamboat Willie’ pada 18 November 1929.  Keberhasilan karakter Mickey Mouse dipasaran ini mengawali tumbuhnya industri animasi yang berskala lebih besar lagi dari Walt, dan makin banyak karakter-karakter kartun yang bermunculan, seperti Donald Duck, Minnie Mouse, Goofy, Daisy Duck, dan  Pluto yang inspirasi nya juga diambil dari hewan hewan, yang dibentuk sedemikian lucu dan menarik, sehingga jauh dari kesan seperti binatang asli nya, dan sangat disukai oleh anak anak.  Tokoh tokoh kartun hasil ciptaan nya ini berhasil bertahan sampai dengan saat sekarang ini, bahkan berkembang dan terus diperbaharui seiring dengan kemajuan teknologi.  Bahkan, menjadi legenda dari dunia kartun yang pernah dicatat oleh sejarah dunia ini.

Etika


Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti

 Apakah Etika Itu?

A. Etika dan Moral

Sebelum membahas tentang etika dan moral, saya akan membahas mengenai pendidikan karakter dan budi pekerti, yaitu arti dari mata kuliah ini.  Budi artinya adalah perilaku baik, dan kepribadian adalah pola perilaku seseorang yang relatif menetap dalam kaitannya dengan bersosialisasi dengan lingkungan kita.  Karakter ialah kepribadian yang di evaluasi, atau dinilai baik-buruk.  Dalam kepribadian bersifat deskriptif tanpa ada penilaian tentang baik dan buruk, namum pada karakter bersifat normatif, karena ada penilaian tentang baik dan buruk.  Tujuan pendidikan karakter, adalah agar kita berkeinginan untuk mengejar nilai nilai luhur. Nilai menurut Driyarkara adalah suatu hal, yang menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh manusia demi peningkatan kualitas manusia.  Nilai terbagi menjadi empat bagian:
Nilai Universal, yaitu nilai yang berlaku umum, atau diketahui oleh semua orang, seperti membunuh, itu tidak baik. 

Nilai Situasional, yaitu nilai yang berlaku pada masyarakat atau suku tertentu, seperti pada masyarakat makasar, saat sedang makan mereka menaikan kaki, hal tersebut dianggap sopan, tapi di tempat lain makan dengan posisi kaki dinaikan ke atas bangku adalah tidak sopan.
Nilai Terminal, yaitu nilai yang merangkum secara keseluruhan, seperti agama, manusia berkeinginan masuk surga sebagai sesuatu yang bernilai.
Nilai Instrumental, yaitu nilai yang diperoleh melalui pengorbanan dan usaha, seperti ingin memiliki uang, maka seseorang bekerja.

Di universitas pancasila, yang dimaksud karakter adalah karakter bangsa.  Karakter bangsa Indonesia masih in statu nascendi, atau dengan bahasa latinnya, magic momentum of crestion, development, and innovation, yaitu suku jawa diartikan sebagai diplomasi para priyai, suku sunda diartikan sebagai humor dan memiliki jiwa manager.  Filosofi pendidikan karakter adalah bermula dari pengertian bahwa di dalam masyarakat ini, ada self atau jiwa yang unik, yang utuh, dan disisi lain ada juga self yang lain yang juga unik dan utuh, maka untuk menggabungkan dua self ini dibutuhkan nilai untuk menyeimbangkan dan menyatukan nya. Lalu di dalam universitas yang mengadakan mata kuliah ini, berkewajiban memberikan fasilitas dan kemudahan kepada mahasiswanya untuk mengejar nilai tersebut.  Pendidikan menurut montessori (1921) adalah, pendidikan mau memperkenalkan cara dan jalan kepada peserta didik untuk membina dirinya sendiri.  Dan menurut J.Riberu (1970), pendidikan adalah pembarian bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih memelurkannya.

            Secara etimologi, kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos.  Ethos memiliki dua arti, dalam bentuk tunggal artinya adalah padang rumput, watak, akhlak, adat, perasaan, sikap, pola pikir.  Dalam bentuk jamak, yaitu ta etha memiliki arti adat kebiasaan, dimana arti dalam bentuk jamak ini menjadi landasan terbentuknya istilah etika.  Oleh filsuf Yunani Aristoteles istilah etika telah dipergunakan untuk menunjukan filsafat moral.  Jika dilihat dari etimologi nya, maka dapat disimpulkan etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
            Lebih jauh kita akan membahas tentang etika, sangat erat kaitan nya dengan kata moral, secara etimologi, moral berasal dari bahasa latin mos , dan jamak nya mores, yang juga memiliki arti kebiasaan, adat.  Jadi secara etimologi kata etika dan moral berarti sama, hanya berasal dari bahasa negara yang berbeda.  Setelah mengkaji Kamus Umum Bahasa Indonesia lama dan Kamus Besar Bahasa Indonesia baru, terdapat tiga perumusan tentang arti etika, yaitu yang pertama adalah nilai nilai dan n orma norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku nya.


Lalu dalam perumusan arti yang kedua adalah kumpulan asas atau nilai moral (kode etik), dan yang terakhir arti etika adalah ilmu tentang yang baik atau buruk.  Disaat kita mengatakan bahwa perbuatan seseorang tidak bermoral, maka artinya kita menganggap perbuatan orang tersebut melanggar nilai nilai dan norma norma etis yang berlaku dalam masyarakat.  Moralitas, yang berasal dari kata sifat bahasa Latin moralis memiliki arti yang sama dengan moral, namun moralitas lebih abstrak, berbicara tentang baik buruk nya suatu perbuatan.  Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.

B. Amoral dan Imoral

            Perlu dibedakan antara amoral dan imoral, dalam Concise Oxford Dictionary, kata amoral berati non moral, unconcerned with, out of the phere of moral, artinya “tidak berhubungan dengan konteks moral”, “ diluar suasana etis”, “non moral”.  Dan dalam kamus yang sama immoral diartikan sebagai “opposed to morality; morally evil”.  Dalam bahasa indonesia dapat diartikan kata immoral adalah “bertentangan dengan moralitas yang baik”, “secara moral buruk”, “tidak etis”. 
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang baru tidak dimuat kata immoral, tetapi terdapat kata amoral, yang artinya seakan dicampur adukan dengan pengertian kata immoral.  Amoral sebaiknya diartikan sebagai “netral dari sudut moral”, atau “tidak memiliki relevansi etis”.  Sehingga kalimat “Memeras para pensiunan adalah tindakan amoral” adalah kurang tepat, seharusnya kata amoral lebih tepat dipergunakan seperti contoh berikut, “Penyerbukan yang terjadi pada tanaman merupakan sesuatu yang amoral”.

C. Etika dan Etiket
           
            Sering kali kita mendengar dua kata diatas ini, etika dan etiket, tidak hanya itu sering kali dua istilah ini dicampur adukan pengartian nya, padahal perbedaannya sangatlah hakiki.  Etika disini berarti moral dan Etiket berarti sopan santun.  Jika kita lihat dari asal usul nya, tidak ada yang berhubungan dari dua kata ini, yang dalam bahasa Ingris, yaitu ethics dan etiquette, Namun jika dipandang menurut artinya, dua istilah ini memiliki hubungan yang erat.  Mari kita bahas dari paersamaan nya, pertama, etika dan etiket menyangkut perilaku manusia, istilah istilah ini hanya kita pakai mengenai manusia. 
Kedua, Baik etika maupun etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian dapat menyatakan apa yang boleh dilakukan manusia dan apa yang tidak boleh dilakukan manusia.  Terdapat pula perbedaan etika dan etiket, ada empat perbedaannya, yaitu pertama, etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia, artinya mengenai menunjukan cara yang tepat atau cara yang diharapkan oleh masyarakat tertentu, sedangkan etika menyangkut masalah apakah suatu pebuatan boleh dilakukan atau tidak.  Contoh etiket, dalam masyarakat Indonesia berjabat tangan dengan menggunakan tangan kanan adalah cara yang diharapkan, atau dianggap bernilai luhur, baik. 

Dan contoh etika, “jangan mencuri”, tidak perduli mencuri dengan tangan kanan atau kiri, tetapi mencuri adalah perbuatan tidak baik dan tidak boleh dilakukan.  Kedua, etiket hanya berlaku dalam pergaulan dan etika selalu berlaku kapan pun dimana pun, tidak bergantung kepada hadir tidak nya orang orang.  Contoh nya, dalam pergaulan, makan tidak sopan jika berbunyi atau bersendawa saat makan di depan umum, tetapi jika makan sendirian, dan bersendawa atau makan berbunyi maka tidak melanggar etiket, karena tidak di depan umum. Ketiga, Etiket bersifat relatif, tergantung dimana dan pada masyarakat apa etiket tersebut berlaku, setiap kelompok masyarakat sangat mungkin memiliki etiket yang berbeda beda.
 sementara etika lebih absolut, karena memiliki prinsip yang tidak bisa ditawar tawar dan dapat berlaku pada seluruh masyarakat.  Contoh nya tidak boleh membunuh, tidak boleh mencuri. Dan yang keempat, etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja, sedangkan etika menyangkut manusia dari segi dalam.  Contoh nya, bisa saja orang dari luar nya tampak sopan, dan menuruti etiket yang berlaku pada kelompoknya, namun bukan berarti orang itu bermoral.  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 1998, tentang kata moralitas yang dijelaskan sebagai sopan santun, berhubungan dengan etiket, padahal sesuai dengan pemakaian internasional nya seharusnya moralitas dihubungkan dengan etika, bukan etiket.


D. Moralitas Sebagai Ciri Khas Manusia

Seperti yang sudah di bahas sebelum nya, moralitas adalah ciri khas manusia, karena moral hanya dapat ditemukan pada manusia, tidak bisa ditemukan pada mahluk lain yang tingkatan nya dibawah manusia, seperti misalnya hewan atau tumbuhan.   Dan kita menghubungkan nya dengan istilah amoral dan imoral.  Seperti tindakan memasak nasi goreng untuk sarapan pagi, hal ini adalah sesuatu yang amoral, artinya tidak ada relevansinya dengan moral.  Lalu tindakan mencontek tugas teman, dan mengakuinya sebagai hasil karya sendiri adalah imoral, artinya tidak bermoral.
Dalam filsafat dimasa lampau, filsuf berpendapat bahwa manusia adalah binatang yang mempunyai kekhususan tertentu, maka dari itu manusia sering diperbandingkan dengan binatang.  Perbedaan yang khas itu ada pada rasio, dan bakat untuk menggunakan bahasa, dan kesanggupan untuk membuat alat alat, juga kesadaran moral yang dimiliki manusia. 





Suara Hati

A.Pengertian

Suara hati adalah kesadaran langsung seseorang tentang kewajibannya dalam siatuasi yang konkrit.  Berangkat dari dua buah kenyataan, yaitu kebebasan yang juga terbatas oleh kepentingan umum dan disisi lain, kita juga memiliki kebebasan eksistensial, dimana kita dapat menentukan kebebasan kita sendiri.  Dua hal tersebut seperti hal yang bertentangan karena kita dapat melaksanakan kebebasan eksistensial hanya jika tidak bentrok dengan kepentingan umum.

B.Institusi normatif

Dalam pembahasan suara hati, terdapat tiga jenis institusi normatif, yaitu:
Masyarakat (perorangan atau lembaga), seperti orang tua sebagai institusi normatif yang pertama, karena dari orang tua lah kita pertama kali belajar manayang baik dan mana yang buruk.  Lalu sekolah, juga mengajarkan kita lebih lanjut untuk bersosialisasi dengan teman teman sebaya, kantor juga termasuk ke dalam institusi normatif masyarakat ini.
Super ego, yaitu dikemukakan oleh Sigmun Freud yang memandang manusia negatif, agresif dan seks.  Super ego merupakan suatu pembatinan perintah dan larangan, yang sifatnya normatif.  Super ego menjembatani id (yang sifatnya selalu ingin dipuaskan, dan tidak mengenal rasio) dengan perasaan batin kita untuk tidak melakukan sesuatu yang buruk dan tidak rasional.  Jika super ego dilanggar, maka akan menimbulkan perasaan cemas, malu, dan bersalah.  

Contohnya seperti memakan makanan yang manis manis, id kita akan mendorong kita untuk terus memakan permen atau kue yang manis, tanpa ada pemikiran bagaimana dampaknya pada kesehatan kita, disinilah super ego berperan untuk menjembatani, karena kita punya pengetahuan dan suara hati bahwa makanan yang manis itu jika dikonsumsi terlalu sering akan merusak gigi, bahkan dapat menyebabkan diabetes, maka super ego menimbulkan sensor sendiri bagi diri kita untuk mengurangi makan makanan yang manis tersebut.
Ideologi, yaitu ajaran tentang makna kehidupan.  Ideologi bersifat melekat pada diri seseorang sebagai suatu hal yang diyakini, walaupun tanpa ada bukti ilmiah.  Cirinya, ideologi akan mencengkram hati dan nurani, dan menuntut kesetiaan tanpa research.  Seperti teroris, yang meyakini ajaran ajaran dari tokoh nya adalah benar, dan walaupun dia harus mati karena bom bunuh diri yang dibawanya, bersama dengan orang orang yang tidak bersalah lainnya, tetapi dia meyakini bahwa perbuatan itu adalah baik, dan seperti menunaikan sebuah kebajikan dimuka bumi ini.  Tidak ada satu hal pun yang dapat menghalangi suatu ideologi, walaupun orang orang tersebut menjadi buronan polisi, teman teman nya masuk penjara, tetapi tidak akan merubah sedikitpun pandangannya terhadap ideologi yang dianutnya.

Batas wewenang dari ketiga Institusi normatif ini adalah sejauh institusi ini dapat memberi tahu mana yang baik dan yang buruk kepada kita, tetapi masyarakat tidak berwenang untuk menentukan apa yang akan kita lakukan.  Kitalah yang harus menentukan sendiri apa yang akan kita lakukan.  Nilai kita sebagai manusia muncul pada saat kita dapat menaati suara hati kita sendiri, jika hati nurani sudah berbicara, maka kita wajib taat, jika menghindar dari suara hati biasanya kita akan merasa bersalah, cemas, dan malu.  Suara hati bisa saja salah, tidak benar seratus persen, kaerna suara hati bersumber dari pengertian pribadi seseorang, oleh karena itu tidak akan seratus persen benar, karena manusia terkadang tidak mengenal dirinya dengan baik, yang mengenal diri kita dengan sangat baik yaitu tuhan yang menciptakan kita.  Seperti yang dibahas dalam Johari Window, ada bagian yang kita tidak tahu tetapi orang lain tahu, dan bagian yang kita dan orang lain sama sama tidak mengetahui tentang diri kita, atau disebut unknown, dan yang dapat megetahui unknown part adalah tuhan yang maha esa.

Yang paling tidak suka dengan suara hati adalah penguasa, dalam arti bisa suami, istri, orang tua, pacar, atau pemerintah.  Karena pada saat seseorang mengikuti suara hatinya, maka orang itu tidak dapat di bujuk, atau bahkan dibeli.  Orang tersebut menjadi bernilai, disitulah sebenarnya harga kita sebagai manusia dapat terlihat.
Suara hati juga merupakan suatu pusat kemandirian seseorang, seperti yang telah dibahas pada institusi normatif diatas, masyarakat bisa memberitahu kita tentang apa yang baik dan buruk, tetapi tidak dapat menetukan apa yang akan kita lakukan, maka kita lah yang akan memutuskan sendiri apa yang akan kita lakukan, karena institusi normatif tidak mengikat kita.

C. Thesis dan Antithesis

Menurut Immanuel Kant, setiap dialog atau percakapan pasti selalu ada thesis dan antithesis, thesis yaitu sebuah pernyataan dan antithesis yaitu sebuah pembantahan.  Untuk menggabungkan thesis dan antithesis, diperlukan sintesa, yaitu upaya untuk mengelola thesis dan antithesis.
Dalam konteks suara hati, mengungkapkan dua perintah:
Imporatif Hipotesis, yaitu Imperatif bersyarat atau perintah bersyarat.  Contohnya, orangtua mengingatkan anaknya untuk belajar setiap harinya, dan hal itu akan dipatuhi si anak, sejauh anak itu peduli akan prestasi belajarnya di sekolah.
Imporatif Kategoris, yaitu imperatif atau perintah yang tidak bersyarat.

D. Moralitas dan Legalitas

Moralitas, seperti juga yang telah dibahas sebelumnya, ialah merupakan ciri khas manusia, yang tidak dapat diterima oleh mahluk dibawah manusia, tentang tindakan baik dan buruk.  Dalam melihat moralitas seseorang, kita tidak boleh hanya menilai dari legalitasnya saja, legalitas adalah suatu pencitraan, bahwa orang berbuat baik, namun dibalik tindakan baiknya itu ada sebuah pamrih yang diharapkan.  Jadi, jika seseorang secara lahiriah bertindak baik, berbuat kebajikan, belum tentu orang itu dapat dikatakan bermoral, karena untuk menentukan orang itu bermoral atau tidak, bukan dilihat dari apa perbuatan baiknya, tetapi apa motivasi orang tersebut berbuat baik.






Kebebasan dan Tanggung Jawab

A.Kebebasan

Kebebasan adalah suatu unsur yang hakiki pada setiap hidup manusia, kita mngalami yang dinamakan kebebasan, kebebasan untuk suatu hal tertentu dan kebeasan dari suatu hal tertentu.  Hanya manusia yang bebas yang dapat dikenai peraturan dan tanggung jawab.  Kebebasan dibagi menjadi dua, yaitu:
Kebebeasan Eksistensial, sifatnya positif atau bebas untuk, adalah kebebasan untuk menentukan dirinya sendiri.  Contohnya bebas menentukan ingin makan apa.
Kebebasan Sosial, bersifat negatif atau bebas dari sesuatu.  Contohnya bebas dari tugas.
Kebebasan yang dapat ditentukan manusia atau kebebasan eksistensial, terbagi menjadi dua:
Kebebasan Fisik atau Jasmani, contohnya bebas bergerak, namun tetap terbatas dengan kodratnya (merupakan wujud khas kebebasan manusia).

Contoh kebebasan fisik yang dilanggar, adalah pemerkosaan, memuat paksaan didalamnya.  Paksaan adalah dimana orang lain mamiliki kekuatan yang besar, dengan fisik yang lebih besar juga dari pada kita, dan berusaha menaklukan kekuatan fisik kita.  Contoh lainnya adalah manusia yang diikat, atau diborgol, lalu dipaksa berjalan ke suatu tempat.
Kebebasan Rohani ,yang memiliki ciri khas pikiran pikiran nya melampaui kebebasan fisiknya, seperti seorang anak yang  sedang berada di dalam sebuah rapat, namun pikiran nya bisa berada di tempat lain, diluar konteks yang sedang dirundingkan di dalam rapat.  Kebebasan rohani sangat sulit dibatasi, karena batas pikiran mnusia ialah sampai sejauh jauhnya manusia tersebut dapat memikirkan tentang sesuatu hal.
Jadi kebebasan rohani adalah kebebasan untuk berpikir, untuk merencanakan yang melampaui dari materi, dan kebebasan fisik pun bersumber dari kebebasan rohani ini.

Namun demikian bukan berarti kebebasan rohani secara mutlak tidak dapat dilanggar, secara tidak langsung, kebebasan rohani dapat dilanggar, dengan cara hinosis, doktrin, filter pemberitaan politik, manipulasi psikis, sugesti, dan obat tidur. Dalam pemakaian obat tidur, akan dapat memperangaruhi seseorang secara fisik dan rohani atau pikiran, ini juga merupakan bukti hubungan yang rat antara kebebasan fisik dan kebebasan rohani.  Kebebasan merupakan bagian dari martabat seseorang, maka jika ingin meminta kebebasan orang lain, mintalah dengan hormat.
Tindakan berbeda dengan perilaku, tidak setiap perilaku merupakan tindakan, perilaku adalah kegiatan yang sifatnya bukan karena kehendak anda (Involunter), contohnya seperti jantung anda berdetak, darah anda berputar, menghirup udara, semua itu adalah kegiatan yang tidak memiliki unsur kesengajaan.  

Namun pada tindakan, ada unsur kesengajaan di dalam nya, seperti anda menggunakan baju berwarna merah.  Pada binatang, mereka tidak berkehendak, tetapi berprilaku atau berkegiatan, mereka tidak bebas karena tidak ada unsur kesengajaan dari apa yang mereka lakukan.  Lalu beda kehendak dan keinginan adalah, kehendak itu sesutu yang langsung dilakukan atau direalisasikan, sementara keinginan adalah sesuatu yang masih di dalam lamunan.  Mengapa keinginan itu dianggap murah dan tidak berbobot?  Karena banyak orang ingin menjadi sukses, tetapi jarang sekali yang betul betul menghendakinya.  .  Kebebasan sebetulnya merupakan cerminan dari the social, yang seolah olah merupakan kebebasan pribadi.  Contohnya, bisa saja kita memilih kursus bahas ingris di suatu institusi, namum sebenarnya sejak sebelumnya kita sudah pernah mendengar tentang institusi tersebut dari orang lain.  Terdapat argumen langsung dari sebuah kebebasan dan ada juga argumen tidak langsung.  Contoh argumen langsung adalah kita memukul sesuatu, menendang sesuatu, dan contoh argumen tidak langsung adalah penghargaan award, atau nobel yang diberikan kepada manusia yang bebas, dan berbuat luhur sehingga pantas untuk diapresiasi. 

Tetapi jika seseorang berbuat baik karena sudah diwajibkan, maka orang tersebut tidak pantas untuk mendapatkan nobel atau award.  Kebebasan dapat dibatasi melalui tiga cara:
Paksaan fisik, berbicara mengenai sanggup atau tidak sanggup, dapat dilakukan dengan cara memborgol, mengurung, atau memenjarakan seseorang.
Manipulasi Psikis, berbicara tentang sanggup dan tidak sanggup, dapat dilakukan dengan cara doktrin,  dan conditioning.  Contohnya, setiap mendengar suara ketukan atau pentungan, seorang anak sejak usia dini, selalu ditakut takuti akan setan, atau bencana, maka hal itu akan membekas dan setiap kali mendengar suara ketukan atau pentungan, anak itu akan merasa takut.  Manipulasi psikis juga dapat diterapkan pada hewan, contohnya anjing bisa dibuat takut melihat makanan, karena selalu pada saat dia diberi makanan, begitu anjing itu mendekat, lalu dikagetkan, sehingga lama kelamaan setiap melihat makanan tersebut si anjing akan takut.
Perintah dan larangan, membicarakan tentang boleh dan tidak boleh, disini kesanggupan kita masih utuh dan ditantang.  Diantara ketiga batas ini, yang paling jahat adalah manipulasi psikis, dan yang paling manusiawi adalah perintah dan larangan.  Hubungan antara kebebasan eksistensial dan kebebasan sosial adalah, kebebasan secara eksistensial dapat terwujud jika ada kebebasan dari sosial.



B. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kita bisa menanggung perbuatan yang kita perbuat dan menjawab tentang perbuatan itu.  Dalam kalimat “kebebasan yang bertanggung jawab” adalah merupakan tautologi (pengulangan suatu makna dalam kata kata yang berbeda didalam suatu kalimat), karena yang dinamakan tanggung jawab itu sudah pasti bertanggung jawab, sudah pasti terdapat unsur tanggung jawab didalamnya.  Seperti, mundur sudah pasti ke belakang, jatuh sudah pasti ke bawah.  Amanat adalah sebuah kepercayaan yang diberikan seseorang kepada orang lain, dalam hubungan nya dengan tanggung jawab, seseorang yang diamanati sesuatu harus mampu bertanggung jawab atas amanat tersebut, dan orang itu akan menjadi semakin bebas.  Hukum otonomi adalah hukum yang bersumber dari diri sendiri, yang dipatuhi karena sudah ada kesadaran diri sendiri. (Otos yaitu sendiri, Nomos, yaitu hukum) dan hukum heteronomi adalah  suatu hukum yang dipatuhi karena takut adanya punishment/hukuman (ancaman atau paksaan). Hetero artinya yang lain, dan Nomos artinya hukum.







Belajar Tulisan Kritisasi - Pendidikan Karakter Budi pekerti


Tanggapan kritis terhadap tulisan “Hati Nurani” oleh Sarlito, koran Sindo November 19, 2010.


Oleh: Nadia Adriani
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas pancasila 2010.

Salam sejahtera bagi kita semua,
Pada kesemepatan ini saya akan memberikan opini saya terhadap tulisan ‘”Hati Nurani” dari bapak Sarlito.  Sebagai mahasiswa, saya sedang belajar untuk dapat menulis sebuah tanggapan kritisasi terhadap suatu wacana.  Saya mohon izin untuk menanggapi wacana tersebut secara kritis dan baik.


Didalam wacana “Hati Nurani” dituliskan “Kalau setiap muslim (termasuk yang syiah dan ahmadiyah) mendoakan nabinya setiap habis salat dan setiap ada selamatan, tahlilan, pidato sambutan, upacara pelantikan, berapa ratus-ribu-juta-miliar doa yang sudah mengukuhkan posisi Muhammad SAW di posisi yang sangat mulia di sisi Allah SWT ?  Masa sih, kalah dari sumpah serapah seorang perempuan dhuafa yang kebetulan kafir juga (katanya doa orang kafir tidak akan didengar Allah) sehingga perempuan malang itu harus diambil nyawanya?”  Menurut hemat saya, sebaiknya tidak menggunakan kata kafir didalam wacana ini, karena rasanya kurang baik kalau kita mengkafirkan orang lain yang berbeda agama dengan kita.  Menurut saya, kafir atau tidaknya seseorang, tidak ada manusia yang akan pernah mengetahui, karena itu adalah ranah tuhan yang maha esa untuk menilai kekafiran, kesolehan, dan lain sebagainya dari tiap tiap diri manusia.  


Kita didunia ini hidup dengan keberagaman, termasuk pula keberagaman agama, maka kita harus sama sama dapat saling menghormati, agar dapat tercipta kondisi yang tentram di muka bumi ini.  Mengkafirkan orang yang beragama lain dari pada agama yang kita anut, seperti yang tejadi pada paham ekslusivisme, dimana orang mengklaim bahwa dirinya lah yang paling benar, atau yang memegang kebenaran, sementara orang lain dianggap tidak benar, kafir, warga negara kelas dua, dan lain sebagainya.  Menurut saya kalau kita bicara kebenaran, kebenaran yang mutlak itu lagi lagi adalah milik sang pencipta yang maha kuasa, jadi tidak baik kalau seorang manusia mengklaim dirinya pemegang kebenaran dan apalagi merendahkan orang lain.  Mengenai anggapan yang beredar di masyarakat, bahwa katanya doa orang kafir itu tidak akan dikabulkan oleh tuhan, lagi lagi yang ingin saya tegaskan disini berbicara kafir mengenai orang lain saja sudah tidak baik, dan tidak sepantasnya, apalagi sampai memunculkan anggapan, yang mengatakan bahwa doa nya tidak akan dikabulkan oleh tuhan.  Sehebat apakah manusia hingga bisa mengatakan demikian? Manusia adalah mahluk yang diciptakan oleh tuhan, mahluk yang paling sempurna diantara dua mahluk hidup yang lainnya, karena manusia dibekali akal pikiran.  


Namun, dengan segala kehebatan dan kesempurnaan yang dimilikinya, seharusnya dapat menjadikan manusia bijaksana, manusia dibandingkan tuhan tetaplah menjadi mahluk yang kecil, tidak ada apa apa nya, tuhan bisa berbuat apa saja untuk menguji dan mencoba ketahanan suatu iman dari manusia, jika tuhan sudah berkehendak, tiada satupun manusia yang bisa menghindarinya, maka itu sangatlah sombong jika manusia bisa berkata doa orang yang mereka kafirkan sendiri tadi, tidak akan dikabulkan oleh tuhan, pertama tidak sepantasnya manusia mengkafirkan manusia lainya, kedua terlalu jauh mencampuri urusan tuhan jika sampai perihal pengabulan doa juga mau diatur atur oleh manusia, ketiga harus kita ingat bahwa belum tentu orang yang dikafirkan sendiri tadi memiliki kualitas sikap yang lebih baik dari pada orang yang mengkafirkan.  Sebenarnya mungkin anggapan anggapan seperti ini adalah percobaan diskriminasi dan diskredit terhadap suatu kelompok atau beberapa kelompok lain yang dianggap tidak memegang kebenaran tadi.  Dalam hidup bermasyarakat hal hal seperti ini harus dijauhkan, manusia harus dapat bersatu dalam keberagaman, dalam perbedaan, justru karena manusia adalah mahluk yang paling sempurna, dibekali dengan akal pikiran, maka seharusnya manusia mampu mewujudkan persatuan didalam keberagaman, menyelesaikan berbagai macam masalah dengan bijaksana. 


 Urusan doa akan dikabulkan atau tidak adalah urusan tuhan, yang akal dan pikiran manusia tidak akan mampu untuk menggapainya, biarlah itu menjadi rahasia tuhan, yang manusia harus kerjakan adalah mengusahakan segala sesuatu yang tebaik dalam setiap langkah yang diambilnya, termasuk berdoa, itu adalah salah satu wujud usaha positif yang  dapat dilakukan manusia, namun kapasitas kita hanya cukup sampai berdoa dan berusaha saja, tidak sampai mengatur tuhan atau membuat anggapan anggapan yang terkesan terlalu mengatur bahkan memaksakan kehendak.  Sekedar contoh dalam hal yang berkenaan dengan hal ini, saya pernah mengalami sakit yang cukup serius pada empat sampai dua tahun yang silam, lalu banyak rekan rekan dan saudara saudara yang turut mendoakan agar saya mendapat kesembuhan, sambil saya berusaha menjalankan pengobatan dengan baik, saya pun berdoa, begitu pula rekan rekan dan keluarga saya, hasilnya sekarang saya dapat sembuh dan dapat beraktivitas lagi, sepertinya doa saya dan keluarga serta rekan rekan dikabulkan oleh tuhan, katakan saja demikian, dan saya sangat bersyukur dan berterimakasih atas hal ini, namun apakah semua rekan rekan dan keluarga saya berasal dari latar belakang yang sama?  Jawabannya tentu saja tidak, kami berasal dari berbagai macam suku di Indonesia dan berbagai negara pula, urusan agama tentunya juga beragam, berarti yang mendoakan saya pada saat itu tidak hanya orang orang yang seagama dengan saya, dan juga bukan hanya orang orang yang satu suku dan negara dengan saya, saya merasa ini dapat menjadi suatu masukan bahwa manusia tidak dapat menerka nerka atau mengatur sesuatu yang memang diluar dari kapasitasnya, biarlah sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh manusia menjadi rahasia yang maha kuasa.  


Seperti yang telah saya katakan juga sebelumnya, yang terpenting adalah usaha kita, dan niat yang baik, lakukan saja hal hal yang sudah anda pikirkan matang matang dengan baik untuk menjalani hidup anda, jangan kotori pikiran anda dengan hal hal yang mubazir dan tidak perlu.  Agar mendapat keputusan dan suara hati yang benar, kita harus menyediakan cukup waktu untuk mempertimbangkan setiap opsi dari langkah yang akan kita ambil. Mengenai hati nurani, suara hati dapat dipertanggung jawabkan secara rasional, artinya kita harus dapat menjelaskan keputusan kita secara rasional, dan mempertanggungjawabkan langkah langkah yang kita ambil.  Dalam prosesnya terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam rangka mengambil keputusan, pertama mempertimbangkan argumen pro kontra serta yang kedua, mempertimbangkan segala macam kemungkinannya, secara moral jika kita sudah berupaya sekuat tenaga dan menyediakan cukup waktu untuk mempertimbangkan dua hal tadi untuk mengambil keputusan kemudian menjalankannya dengan baik, namun ternyata keputusan kita salah, atau tidak dapat mencapai tujuan dengan baik, secara moral kita tetap benar, karena yang terpenting adalah bagaimana prosesnya, bukan hasil akhirnya.  Demikianlah hal ini dapat dipergunakan dalam rangka hidup bermasyarakat, menghargai satu sama lain, sehingga dapat terhindar dari hal hal yang dapat memicu pertengkaran.  Demikianlah tanggapan kritis saya terhadap wacana ini, jika ada kesalahan dan kekurangan saya mohon maaf, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kearifan Timur The Analysis


Manusia dilahirkan bukan begitu saja ke dunia, tetapi dengan tujuan untuk ikut menari didalam tarian kehidupan, dengan segala bentuk perbedaan dan perubahan perubahan di dunia dan semesta alam ini yang tiada hentinya.  Manusia merupakan mahluk sosial dan ekologis, hidup dibumi sebagai rumah, dan langit sebagai atapnya, di empat samudera dan lima benua, semua manusia adalah bersaudara, satu hakikat sebagai manusia yang berkewajiban menjaga keselarasan tarian kehidupan, bukan malah merusaknya.  Dibutuhkan pengetahuan yang cukup untuk dapat menjadi manusia yang berkualitas sehingga dapat mewujudkan cita cita kearifan timur.  Ilmu yang baik dapat dijadikan sebagai modal untuk seorang manusia berpikir dan mendapat pencerahan.  Ilmu pengetahuan dapat didapat dari membaca buku, ataupun pengalaman hidup seorang manusia yang berarti.  

Dalam anggapan di india, pada patung the dancing of shiva, manusia yang tidak berilmu dilambangkan berada di bawah kaki shiva, ini berarti manusia yang tidak memiliki ilmu akan terinjak injak dibawah peradaban dan dilamun ombak dalam perubahan tiada henti yang dialami oleh dunia dan semesta alam ini.  Berhubungan juga dengan pengetahuan, ada dua metode untuk mengajar, yaitu pedagogi dan andragogi.  Pedagogi adalah metode pengajaran yang guru masih sebagai pusat kegiatan, karena semua bergantung pada apa yang diperintahkan oleh guru.  Dan murid murid cenderung disuapi atau mengikuti saja, sehingga kurang inisyatif kreatif dan kurang memakai akal pikiran mereka.  Metode ini biasanya diberlakukan untuk mengajar anak anak, dimana akal pikiran mereka pun memang masih diambang batas kanak kanak yang belum bisa terlalu dituntut untuk berinisyatif dan berpikir keras.  

Sementara metode andragogi adalah metode yang dipergunakan untuk mengajar orang dewasa, dimana dosen atau guru lebih bertindak sebagai pembimbing saja, selebihnya si murid yang akan menentukan kredibilitasnya sendiri, berinisyatif, berpikir, kreatif, giat berusaha, dosen hanya membimbing saja.  Tentu saja manusia dewasa memang sudah layak untuk mendapat metode ini, karena akal pikiran nya sudah melewati batas kenak kanak bahkan remaja, jadi dianggap sudah mampu untuk dapat mengusahakan sendiri yg terbaik bagi diri nya untuk mendapatkan pembelajaran dan pengetahuan.  Manusia dalam semesta ini, tidak sebagai organisme yang berdiri sendiri, seperti yang dikatakan mahluk sosial, selain dengan keluarga (family), juga dengan kelompok nya (community) bahkan sebagai bagian dari negara (country), dan yang lebih luas lagi bagian dari dunia ini (world), serta bagian dari semesta alam (beyond). 

Bagaimana dibutuhkan interaksi dan hubunganyang baik antar semua ini agar tarian kehidupan dapat menemui ritme iramanya yang sesuai dan indah.  Disinilah manusia perlu untuk mengembangkan dirinya, menjadi manusia yang unggul yang memiliki pencerahan, dan dapat memberikan pencerahan kepada orang lain. Seperti pepatah yang diajarkan di dalam kearifan timur, “Bukan kebenaran yang menbuat manusia agung, Tapi manusia yang membuat kebenaran menjadi agung”.  Artinya disini adalah keahlian manusia itu sangat dibutuhkan, karena bukanlah suatu kebenaran yang akan menjadikan manusia itu terhormat, tetapi bangaimana seorang manusia mempunyai keahlian untuk menjadikan kebenaran yang didapatnya menjadi kebenaran yang terhormat dan luar biasa.  Yang perlu disadari adalah the earth doesnt belong to the man, The man belongs to the earth.  

Maksudnya adalah dunia ini bukan milik manusia, jadi jangan berebut menguasai dunia, tetapi apa yang dapat manusia lakukan untuk kelangsungan hidup dunia ini, dan pada hakikatnya memang manusia adalah milik alam semesta, dimana alam semestalah yang menaungi kehidupan dan peradaban manusia.  Seperti pepatah pada kearifan timur, bahwa “Langit, maha mengayomi tanpa pilih kasih; Bumi, maha mendukung tanpa pilih kasih, dan Matahari dan rembulan menerangi tanpa pilih kasih”. Sungguh sangat mulianya alam semesta ini, tapi terkadang masih cukup banyak manusia yang tidak menyadarinya, bahkan karena ketidak sadaran nya itu, manusia sering membuat human error, jika terjadi masalah, sekalipun pada alam semesta, cenderung itu adalah akibat human error yang diciptakan oleh manusia yang sia sia, mengapa sampai terjadi demikian, karena ilmu yang didapat dari manusia manusia tersebut kurang dalam, mereka kurang memaknai hakikat hidup.  

Belajar itu sepanjang hayat, sampai kapanpun manusia dapat belajar, harus giat belajar, bacalah sebanyak banyak buku selama hidup, karena buku adalah jendela ilmu, yang akan menghantarkan kita kepada kehidupan yang lebih arif dan bijak, memandang segala sesuatu nya di dalam hidup ini, bekerjasama dengan manusia manusia lainnya dari berbagai penjuru dunia ini, agar dapat bersatu didalan perbedaan yang ada, dan dapat mengikuti perubahan serta bertahan dalam irama yang dicita cita kan berkesinambungan dan sesuai dengan ritme yang baik dan indah.  Kearifan timur mengajari kita banyak makna dari kehidupan dan bagaimana memaknai kehdupan ini berlangsung, unity in diversity sebagai landasan dasar, agar tercipta the dance of change dengan irama yang baik.

Refleksi Suara Hati


Mempertanggungjawabkan dan Mengembangkan Suara Hati
Ada dua pandangan yang membahas suara hati dapat dipertanggung jawabkan atau tidak, yaitu:
  1. Emotivisme, yang mengatakan suara hati tidak dapat dipertanggung jawabkan, karena suara hari adalah masalah perasaan. Contohnya saya senang sekali mengkoleksi boneka barbie, sampai dengan  saat usia saya sekarang ini, dimana teman teman se usia saya sudah banyak yang tidak tertarik lagi dengan boneka barbie, tetapi saya tetap mengaggumi sosok keindahan dan kecantikan boneka barbie tersebut.  Ada juga teman teman yang mengatakan bahwa boneka barbie tidak menarik, dan bahkan jelek, terlalu rekayasa, dan lain lain.  Maka dalam hal ini, kalau bicara masalah kebenaran, sekelompok teman yang tidak menyukain boneka barbie akan cenderung menyalahkan saya, maka saya seolah menjadi pihak yang ‘keliru’ dalam hal ini, oleh sekelompok teman yang tidak menyukai boneka barbie, saya dikatakan tidak normal, tidak dewasa, tukang hayal, tidak berdasarkan realita,  dan lain sebagainya.
  2. Rasional, yaitu suara hati hanya dapat dikatakan benar atau salah, kalau dapat dibuktikan secara objektif.  Didalam nya terdapat dua pandangan untuk mempertimbangkannya, yaitu Pro Choice, yang menilai sebuah keputusan suara hati adalah murni hak pilihan dari diri seseorang.  Dan ada Pro Life, yang mempertimbangkan sebuah keputusan suara hati itu, sebelum diambil keputusan, harus dipertimbangkan baik baik bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan kita maupun orang lain yang bersangkutan. Saya akan mengambil contoh, seorang anak yang memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah, namun ia ingin memulai untuk berwirausaha saja.  Dalam hal ini, pada pandangan Pro Choice, ini adalah murni keinginana, atau suara hati dari anak tersebut untuk memilih pilihan hatinya untuk meninggalkan bangku kuliah, demi mengejar keinginan nya untuk berbisnis secara total.  Namun dari pandangan Pro Life, maka harus dipertimbangkan, bagaimana pengaruh pandangan terhadap si anak ini sendiri dari lingkungan nya, dan orang tua si anak, bagaimana perasaan orang tua nya yang sudah menyekolahkan dia dari tk sampai kuliah, dan impian orang tua nya yang menginginkan anaknya mempuanyai gelar sarjana bahkan master.

Objektifitas suara hati dapat dilihat dari fakta, jika suara hati kita meyakini sebuah pandangan, maka yang lain akan salah, dan adanya kesadaran bahwa suara hati itu bersifat universal.  Suara hati juga dapat melawan superego, dan melanggar norma norma.  Sekilas membahasa tentang superego, yang dimaksud dengan superego adalah perasaan moral spontan yang bersumber dari pembatinan perintah atau larangan dari institusi normatif orang tua, dan lain lain.  Jika melanggarnya akan timbul perasaan bersalah, atau perasaan malu terhadap diri kita sendiri. Contohnya ketika kita sedang berjalan dan bertemu orang yang kita sukai, lalu karena salah tingkah kita jadi pura pura tidak melihatnya, dengan ekspresi muka kita yang mungkin akan menajdi jelek, setelah itu akan timbul rasa menyesal, timbul perasaan bersalah, seharusnya tadi saya senyum saja, atau seharusnya jangan pura pura tidak melihat, atau saya sungguh memalukan, dan lain sebagainya.

Kembali ke suara hati, yang dimaksud suara hati dapat dipertanggung jawabkan secara rasional adalah kita sebagai pengambil keputusan harus bisa menjelaskan keputusan yang kita buat secara rasional, dan mempertanggung jawabkan langkah langkah yang kita ambil.  Dalam prosesnya dalam mempertimbangkan sesuatu kita harus mempertimbangkan argumen pro dan kontra nya juga mempertimbangkan segala kemungkinan kemungkinan nya.  Sementara kecondongan hati dibentuk dari kebiasaan sejak kecil, setiap manusia pasti memiliki kecondongan hati, dan feeling yang seperti sering manusia rasakan itu adalah lebih seperti kecondongan hati, bukan suara hati  yang dapat dipertanggung jawabkan secara rasional.  Contoh kecondongan hati ini dapat kita temukan pada kehidupan sehari hari, seperti seorang anak yang semenjak kecil orang tua nya sering mengatakan bahwa buah nanas itu tajam dan dapat membuat kulit dan lidah kita gatal setelah memakan nya, dan setiap memilih buah buah an atau dalam hal yang berkenaan dengan buah buahan, orang tua nya selalu mengajarkan dan berkata demikian, maka suatu saat anak ini dewasa, dan memakan rujak buatan calon mertuanya, tiba tiba menjadi hilang feeling, karena ada buah nanas di dalam rujak tersebut, dan ia tidak mau memakan nya, karena sudah anti dengan buah nanas.  


Dengan mengakui bahwa suara hati tidak dapat digaransi seratus persen maka kita tidak boleh sewenang wenang mengatakan “ini suara hati saya”, justru kita harus berusaha sekuat tenaga, mengumpulkan segala argumen pro dan kontra dan segala kemungkinan kemungkinan agar keputusan atau suara hati kita benar.  Jika kita tidak menyediakan cukup waktu dan upaya untuk mempersiapkan suatu keputusan, dan kemudia keputusan yang kita ambil salah, dan mencederai orang lain, maka kita berdosa dalam hal ini.  Namun sebaliknya, jika sudah berupaya semaksimal mungkin u tuk mempersiapkan sebuah keputusan, dan ternyata keputusan kita salah dan mencederai orang lain, maka secara moral kita tetap benar, tetapi secara tanggung jawab, anda tetap bertanggung jawab untuk berusaha menormalkan keadaan atau untuk meminimalisasi kerugian atau memperbaiki keadaan.  Lalu sekarang mari kita bahas mengapa suara hati itu mutlak, dari sisi orang beragama, hati nurani adalah suara tuhan sendiri, namun masalahnya karena suara hati bisa salah, dan suara tuhan tidak mungkin salah, walaupun sama sama dalam rangka menunjukan kebenaran.  Manusia mengambil keputusan dengan suatu kesadaran akan hal yang konkrit, dan karena tuhan itu mutlak, dalam mengambil keputusan manusia seperti mengambil keputusan di depan tuhan.  Suara hati perlu dididik juga, agar kita dapat mengambil keputusan dengan bijak.

Suara Hati yang Ragu Ragu
Kalau kita merasa lebih sering menghadapi suara hati yang ragu ragu, itu pertanda bahwa kita menyadari masalah yang ada di dunia ini adalah kompleks.  Sebaliknya jika kalau lebih sering suara hati itu jelas, mencerminkan bahwa seorang manusia berpikir simpel terhadap segala sesuatu.  Seperti pada saat kita memilih makanan disebuah restoran, semua makanan disana enak, dan kita kebingungan mau memilih yang amna, akan menjadi hal yang paling buruk adalah ketika kita tidak jadi memilih, menunda untuk memilih adalah sebuah keputusan yang buruk, namun jika kita sudah memilih dan ternyata salah, makana nya tidak enak, itu juga merupakan keputusan yang buruk, namun ibarat nasi suah menajdi bubur, yang tidak itu harus bisa dienak enakan.  Suara hati memang suara hati kita sendiri, bukan suara tuhan, namun seperti yang sudah dijelaskan sebelum nya, mengambil keputusan dari suara hati kita, seperti mengambil keputusan didepan tuhan.  Lalu hal ini tidak lantas harus membuat kita menguji segala sesuatunya dari nol lagi, tetapi dalam mempersiapkan sebuah keputusan, kita dapat menanyai kepada yang lebih ahli atau kepada ahli nya, dalam rangka pengumpulan informasi.  


Sepi Ing Pamrih, adalah sebuah pepatah Jawa, yang berarti bersih dari pamrih.  Pepatah ini dapat dicontoh karena kemampuan kita untuk mendengar suara hati itu sangat tergantung dari kemampuan kita untuk membebaskan diri dari pamrih, maksudnya keputusan kita tidak bedasar pada pamrih yanga kan dikejar.  Pamrih, adalah dorongan dorongan yang bersifat irasional, seperti nafsu, rasa malu, rasa dendam, rasa iri, atau kepentingan kepentingan individu.  Contohnya, karyawan yang suara hatinya mengatakan bahwa tidak boleh keluar kantor sebelum jam istirahat, namun ia memikirkan jika ia tidak mengikuti teman teman nya yang mencuri waktu keluar kantor sebelum jam istirahat, maka ia akan dibilang tidak solider, dan akan dijauhi dan dimusuhi oleh teman teman nya yang tidak tidak tertib itu, maka pada saat itu dia memikirkan pamrih.  Suara hati atau sebuah kesadaran langsung pada situasi konkrit, berdasarkan pada rasional, semetara super ego seperti juga yang telah dibahas sebelum nya adalah merupakan pembatinan perintah dan larangan orang tua yang sifatnya irasional.  Superego dapat bertentangan dengan suara hati, contohnya mengusir mertua, tidak perduli situasi nya adalah salah, namun jika ditinjau dari suara hati nya, maka tergantung dari knteks nya, dapat saja dibenarkan.  Tiga pegangan manusia untuk dapat bertanggung jawab secara moral, yaitu ikuti apa kata norma, suara hati, dan ideologi.  


Hanya saja ketiga hal ini dianggap masih kurang memadai karena masyarakat bisa keliru, ideologi pun juga bisa keliru.  Karena itu suara hati kita harus dipertajam, dikembangkan, dididik dengan cara membaca buku, mempertimbangkan banyak pendapat, dan dipikirkan secara rasional.  Contoh petanggung jawaban yang berhubungan dengan agama, adalah seperti jika kita sering minum minuman keras, lalu karena itu kita jadi terkena penyakit, lalu pada saat dalam keadaan sakit, kita mengharap muzizat dari uthan, hal ini diibaratkan tidak layak, karena kita yang merusak kesehatan kita sendiri, lalu begitu sakit, mengharapkan muzizat dari tuhan, kita terkesan tidak bertanggung jawab, dan ibarat sama saja menyuruh tuhan bertindak tidak bertanggung jawab.  Dan dalam mengikuti suara hati, kita pun tidak boleh terlalu mendengarkan atau mengikuti opini dari lingkungan, maka kita akan bingung dibuatnya, seperti seorang bapak dana nak yang pergi ke sawah membawa seekor kerbau, lalu bertemu orang dijalan, orang lain itu bilang mengapa jalan kaki, mengapa tidak naik kerbau saja? Lalu si anak naik keatas kerbau, dan berpapasan dengan sseorang lain lagi di jalan, dan orang lain itu berkata lagi kenapa bukan bapaknya yang naik ke atas kerbau, si anak dianggap kurang ajar.  Lalu si anak turun dari kerbau dan bergantian dengan bapaknya, tidak akan ada habisnya jika kita terlalu mengikuti opini dari lingkungan.



Etika Bagian Dari Filsafat
Lebih lengkapnya, etika adalah bagian dari filsafat moral, dan estetika adalah bagian dari  filsafat keindahan, agar dapat dibedakan.  Berbicara mengenai filsafat secara umum, ada tiga bagian utama dari filsafat umum, yaitu:
  1. Ontologi, yang berbicara mengenai hakikat segala sesuatu hal, apa yang dimaksud, apa ciri ciri nya, unsur unsur dasarnya, komponen komponen nya, berbicara mengenai unsur what, dan lain lain.
  2. Epistemologi, yang berbicara mengenai bagaimana orang memperoleh kebenaran, bagaimana memperoleh pengetahuan, dan terdapat dua jenis kebenaranan metode untuk mencapai kebenaran, ada yang dengan cara kuliah untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, dan ada yang dengan cara wahyu untuk menghasilkan kebenaran wahyu.
  3. Aksiologi, yang berbicara mengenai nilai kebenaran, sesuatu yang benar belum tentu baik, seperti bom nuklir, apakah baik atau tidak? Ini adalah pertanyaan aksiologis, tidak membahas kebenaran nya tetapi baik atau buruknya.

Perbedaan ilmu dengan filsafat, yaitu ilmu bersifat empiris, sedangkan filsafat bersifat meta empiris yaitu suatu pengetahuan yang sifatnya melampaui empiris. Ada juga beberapa persamaan ilmu dan filsafat, yaitu logis, sistematis, dan emipiris.

Etika Wahyu
Kualitas seorang manusia disandarkan pada wahyu.  Tetapi manusia adalah mahluk yang dikaruniai akal dan pikiran, maka perlu juga untuk berpikir kritis terhadap wahyu, apakah wahyu tersebut dapat berlaku pada keadaan sekarang ini atau tidak, dan ada juga keadaan keadaan di masa sekarang yang belum termuatkan di wahyu, seperti translplantasi organ tubuh manusia dari binatang.  Dalam penerimaan wahyu pun, ada bermacam pandangan, ada yang menaati wahyu tanpa berpikir, hanya berdasarkan kepada apapun yang ada pada wahyu tersebut saja, tetapi akan lebih bertanggung jawab apabila kita juga mengerti maksud dari wahyu tersebut secara menyeluruh hakikatnya, menggunakan akal pikiran, tidak hanya karena ikut saja.  Kelemahan etika wahyu adalah menyangkal bahwa tuhan itu rasional, kalau segala sesuatunya hanya bergantung kepada apa yang ada di kitab, dan tidak merangsang seseorang untuk bertanggung jawab.  Maka itu etika wahyu dapat dikatakan kurang memadai.

Etika Peraturan
Tindakan yang bermoral adalah ketika tindakan itu  mematuhi peraturan, tetapi etika peraturan  juga kurang memadai, patuh terhadap peraturan tanpa menuntut seseorang untuk mempertanyakannya kenapa.  Sebaiknya kita harus paham jika ada sebuah peraturan, maka nilai apa yang akan dijamin oleh sebuah peraturan itu, seperti pada saat pemilihan ketua osis saat saya masih duduk dibangku sma dulu, para siswa bergantian masuk ke ke sebuah kelas satu per satu untuk mencontreng kandidat yang mereka pilih secara rahasia, tidak terlihat oleh orang lain.  Maka nilai kerahasiaan ini lah yang hendak dijamin dari peraturan sekolah untuk satu persatu mencontreng di dalam kelas.


Etika Situasi
Etika situasi berlawanan dengan etika peraturan, dalam etika situasi, segala sesuatu harus ditinjau dulu situasinya, dipikirkan dari awal lagi.  Tanggung jawab individual sangat ditekankan.  Seorang filsuf jerman F.W Nietzsche mengemukakan God is tot dan Ubermensch yaitu segala sesuatu harus dipikirkan ulang, tidak bisa menyandarkan diri pada peraturan, tidak bisa memukul rata saja.  Etika situasi juga memiliki kelemahan, yaitu gagal mempertimbangkan bahwa ada similaritas kesamaan kerupaan dalam situasi, seperti penggunaan bahasa, yang dinamakan auditorium, simposium itu dari dulu sampai sekarang tetap berarti sama, tidak ada perubahan arti.  Dalam hal ini jika semua dibiarkan sesuai dengan suara hati, maka nanti akan kacau, tetap diperlukan peraturan yang berlaku umum, dan tidak semua harus ditinjau dari awal lagi, ada kala nya kita menggunakan sesuatu yang berlaku umum, contoh menyetir mobil,menaiki jalan layang, kita tidak harus menguji dari awal lagi apakah jalan layang ini akan kokoh atau tidak.

Relativisme Kultural
Adalah deskripsi perilaku dari suku suku bangsa.  Tidak ada prinsip moral yang bersifat objektif, semuanya tentatif.  Setiap budaya tentu berbeda dengan budaya yang lainnya, maka letak kebenaran itu sangat tergantung kita berada dimana. Contohnya pada suku bangsa saya di minang, seoran laki laki jika sudah remaja harus diusir dari rumah, tidak boleh tidur dirumah lagi oleh saudara saudara perempuan nya, dalam hal ini mengusir saudara laki laki pada suku minang, dianggap benar secara moral.  Realtivisme kultural juga amsih dianggap kurang memadai, karena memandang semua tingkah laku dalam budaya sama baiknya, ini adalah kalimat yangs alah karena secara objektif kita harus dapat mengakui bahwa ada budaya budaya yang secara moral adalah buruk, seperti mengusir contoh kecilnya, bahkan membunuh, terjadi pada suku di Siberia dan lain lain.

Beberapa Sistem Filsafat Moral
Eudaimonisme
Eudaimonisme atau happiness, yang berati kebahagiaan.  Menurut teori etika, ada tiga cara mencapai kebahagiaan, yaitu dengan hedonisme, yang bertujuan akhir kepada sebuah kenikmatan, etika pengembangan diri yang berrtujuan akhir sebuah pengembangan diri, utilitarisme yang tujuan akhirnya adalah memberi manfaat bagi orang banyak. 

Hedonisme
Berasal dari kata Hedone dari bahasa yunani, yang berarti senang, nikmat, atau dalam bahasa ingris nya pleasure.  Menurut para hedonis yang menjadi hal terbaik bagi manusia, adalah baik apabila memuaskan keinginan kita, apa saja yang meningkatkan kuantitas kesenangan atau kenikamatan dalam diri kita.  Terdapat dua macam hedonisme:
1.                  Hedonisme Etis, yaitu suatu pandangan yang menyatakan bahwa orang akan menjadi bahagia kalau ia mengalami kenikmatan.
2.                  Hedonisme Psikologis, yaitu bahwa motivasi tindakan seseorang seluruhnya bisa dikembalikan kepada kenikmatan.
Hedonisme tidak percaya bahwa orang bertindak tulus, dan baik hati.  Menurut hedonis, jika seseorang berbuat baik, pasti karena ada kenikmatan yang di incarnya.  Maka dari itu hedonisme ini memandang sinis, dan ada juga orang yang curiga terhadap hedonisme yang berimplikasi menjadi rakus, karena setiap kenikmatan harus diraih, cita cita menjadi kaya raya, berfoya foya dan ketika mati masuk surga.  Orang orang yang mengejar kekayaan juga terkadang tak sadarkan diri atau tidak ada kontrol diri.  Menurut Hedonisme psikologis, kenikmatan adalah motivasi tunggal dari sebuah tingakah laku manusia atau disebut juga single drive.  Motivasi paling awal atau paling dasar seperti contohnya ketika kita rela menolong seseorang, karena orang itu adalah teman baik kita, dimana kita menaruh perhatian padanya, kita juga konsern dengan kesenangan nya, jika orang itu senang maka kita kan merasa senang juga. 


 Dapat dilihat juga perbedaan dengan etika peraturan, dalam hal ini kalau dalam etika peraturan seseorang menaati peraturan karena benar benar ingin tertib, namun pada hedonisme, sreseorang menaati peraturan, karena ada manfaat yang diincarnya.  Contoh bentuk kebahagiaan menurut hedonis adalah memiliki mobil mewah, rumah megah di kawasan yang elit, pakaian yang bermerk dan mahal, semua servis kelas satu untuk dirinya.  Hedonisme menjadi tidak memadai dikala ada seorang anak raja atau anak presiden yang justru mendapatkan kebahagiaan nya diluar istana, diluar dari segala servis kelas satu yang biasa dihadapinya setiap hari, diluar dari kemewahan dan kegemerlapan, misalnya bermain lumpur di sawah menaiki kerbau dengan para anak anak desa lain nya.

Etika Pengembangan Diri
Kebahagiaan itu bisa didapat apabila seseorang dapat mengaktualisasikan segenap bakat dan potensi nya. Kelemahanya, karena pengembangan diri sebagai tujuan, maka setiap ingin melakukan sesuatu, akan timbul pertanyaan apakah hal itu dapat mengembangkan diri nya atau tidak, bahkan pada perkara yang kecil sekalipun. Disaat kita terlalu repot prihatin terhadap diri kita, justru kita akan makin tidak berkembang, maka dari itu caranya adalah lepaskan saja diri kita, agar kita dapat menjadi manusia yang berkembang.  Akan tetapi tentu saja, juga ada saat saat dimana kita memenag harus prihatin terhadap diri kita sendiri, dan tetapi juga bukan berarti semua hal yang ingin kita kerjakan harus dipertanyakan dulu ada manfaat untuk pengembangan diri kita atau tidak.  Contohnya menjaga kesehatan, adalah prihatin terhadap diri kita yang sifatnya memang harus.  Ketika kita ternyata sakit, karena kita sudah berusaha menjaga kesehatan engan sebaik baiknya maka tidak apa apa, yang luar biasa adalah upaya yang sudah kita kerahkan untuk menjaga kesehatan.  Selain melepaskan diri untuk berkembang, tentu saja kita juga harus dapat menerima segenap keterbatasan pada diri kita.

Utilitarisme
Bahagia adalah apabila tindakan kita ada efek baik nya bagi orang banyak.  Utilitarisme sangat rasional, karena setiap melakukan tindakan, dipikirkan dulu siapa yang nantinya akan terkena untung atau terkena rugi.  Yang paling baik adalah jika kita memberi manfaat untuk sebanyak banyaknya orang.  Kelemahan nya adalah menghitung mana yang terkena untung lebih banyak dan rugi lebih banyak tanpa dilengkapi aspek keadilan.  Seperti, untuk mengubah sebuah lahan menjadi sebuah tempat parkir, yang tadinya di lahan itu ada beberapa warung, terpaksa harus digusur, yang tergususr katakan ada 3 keluarga pemilik warung, tetapi dengan dibuatnya lahan parkir ditempat itu, akan bisa menampung 50 mobil parkir di dalamnya membantu masyarakat banyak untuk parkir, maka si pemilik warung akan dikorbankan karena mereka kurang kuat dan sedikit.  Maka disinilah perlunya utilitarisme ini dilengkapi dengan aspek keadilan dan hak asasi manusia.


Deontologi
Menurut Immanuel Kant yang bisa disebut baik dalam arti sesungguhnya hanyalah sebuah kehendak yang baik.  Hal hal lain nya akan disebut baik dengan syara dan terbatas, seperti kesehatan, kekayaaan, kepintaran hanya akan menjadi baik jika digunakan, itu pun masih bisa menjadi tidak baik dan jahat jika digunakan secara salah dan tidak baik.  Berkesan seolah olah kita berkelakuan baik hanya semata mata melakukan karena kewajiban.  Dan menurut Kant bertindak karena rasa cinta, adalah tindakan yang menggunakan kecendrungan hati saja, dan karena nya seseorang yang melakukan nya itu menjadi tidak bebas.

Pluralisme
Arti kata plural adalah majemuk, lawan dari plural adalah singular yaitu tunggal.  Pluralitas adalah sebuah fakta, yang tanpa kita harus berbuat sesuatu, memang fakta itu sudah ada.  Pluralisme adalah sebuah sikap melibatkan diri secara aktif dalamperbedaan.  Pluralisme juga dapat kita bedakan dengan toleransi dan ekslusivisme yaitu orang yang meng klaim bahwa dirinya lah yang memegang kebenaran, diluar dari dirinya dianggap tidak benar.  Eksklusivisme bisa berbentuk etnocentrisme, dan sovisme.  Toleransi berarti membiarkan dengan sabar sebuah perbedaan, jika ada seseorang yang berbeda dengan kita, kita menghargainya, namun kita tidak berusaha agar orang tersebut menjadi sama dengan kita.  Dan orang yang pluralis tidak akan merasa anti mencari kebenaran di dalam sebuah perbedaan.  Orang yang eklusivis, akan dapat terlihat pada masalah masalah seperti agama, suku, negara dan lain lain. 
Orang yang toleran dan ekslusiv sama pendapatnya bahwa mereka adalah yang paling benar, hanya saja sifat eksternalnya yang membedakan, orang yang ekslusivis mengkafirkan orang lain yang bukan kelompoknya, sementara orang toleran tidak adan megklaim seperti yang dilakukan orang orang ekslusivis, naqmun akan membiarkan saja sebuah perbedaan. 


 Paham pluralisme adalah paham yang belum tentu dapat diterima di masyarakat.  Sering dianggap paham sesat, dan di sesat sesatkan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab.  Pengalaman saya bersekolah hingga saat ini berkuliah, dimana teman teman saya berasal dari suku, agama, dan latar belakang keluarga yang berbeda beda, saya merasa kami semua memiliki toleransi yang sangat baik antar sesama, dan setelah mengikuti kuliah ini, saya dapat mengetahui  bahwa diri saya pribadi termasuk ke dalam golongan orang orang yang pluralis, karena saya tidak pernah merasa antipati untuk mengetahui informasi, atau mengetahui sebuah pengetahuan lain, dari latar belakang yang lain pula, dan saya pun akan melihatnya dari sisi yang berbeda lagi, saya merasa hal ini adalah baik, karena akan dapat memperkaya saya dengan wawasan yang baru dan lebih luas lagi.  Mengetahui atau memperlajari sesuatu hal yang lain dari perbedaan, bukan berarti saya lantas meninggalkan jati diri saya, tetapi justru akan lebih memperkuat jati diri, dan keimanan saya dengan wawasan yang luas.