Mengenai Saya

Foto saya
Im a big dreamer, fashion admirer-designer-mix match'er, accessories maker, food lover, enjoy cooking, travelling, singing and dancing, anything fun. Broadway,5th Avenue to the Gossip Girl makes me fall in love with New York city. One of my bigest dream,wow. Lakers, Kobe and Gasol is very cool. And what else,let me think.. Kimora, she is my Idol :D :D last but not least Im a Barbie and Hellokitty Lover. Its me AdrianiNadia, =)

Senin, 26 Maret 2012

Tes Psikologi Dalam Populasi Khusus

Pada pembahasan sebelumnya sudah saya sebutkan mengenai kurva normal dalam psikologi, yang berisikan rata-rata manusia pada bagian tengah, dan abnormalitas pada ujung ujung kurva, abnormalitas pada bagian sebelah kiri adalah abnormalitas negatif, dan di bagian sebelah kanan adalah abnormalitas positif.  Istilah normal dan tidak normal dalam psikologi tidak hanya dilihat dari kesehatan jiwa saja, tetapi jg kelebihan-kelebihan khusus dan kelebihan fisik lainnya.  Ada individu yang memiliki kemampuan atau performalebih kuat di satu sisi, dan lebih lemah di sisi lainnya, misalnya lebih kuat di pengelihatan, tetapi lebih lemah dalam pendengarannya.

Populasi khusus adalah suatu populasi dari individu yang terbentuk karena beberapa alasan, seperti terbentuk berdasarkan rentang usia tertentu, dan berdasarkan adanya abnormalitas, yaitu kebutuhan khusus pada individu, yang tidak sama dengan kebutuhan rata-rata individu pada umumnya.  Ada pula tes kelompok, yaitu tes tertentu yang dibuat atas dasar kebutuhan tertentu pula, ada beberapa hal yang dapat menjadi dasar terbentuknya tes kelompok, seperti berdasarkan kelompok  jenis kelamin pria atau wanita, dan dapat juga berdasarkan kelompok budaya-budaya tertentu.  Contoh lain dari tes kelompok seperti tes yang diberikan untuk profesi khusus seperti pilot, tentara, dan juga tes untuk jadi pendeta, semua memiliki tes tes kelompok dengan ke khususan tersendiri sesuai dengan kebutuhannya.

Berikut ini adalah sekilas dasar filosofi dari cabang-cabang psikologi, psikologi klinis bermula dari dasar abnormalitas, karena ada keadaan abnormal dari manusia, yang dikaji oleh psikologi klinis, dan hal ini pula yang akibat perkembangannya  melahirkan psikologi forensik.  Keadaan abnormalitas dapat muncul dari tekanan ekonomi, budaya, keadaan yang kurang kondusif, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan munculnya penyimpangan-penyimpangan perilaku.  Aspek-aspek tes yang bergelut di dalam psikologi klinis terdapat aspek intelelektual, emosional, motorik, dan sosial.  Pada klinis anak, skala perkembangan klinis anak bertujuan untuk mencocokkan anak pada rentang usia tertentu dapat melaksanakan tugas tugas perkembangannya dengan baik.  Dari hal itu dapat diamati bahwa anak lebih cepat atau lebih lambat perkembangannya dibandingkan dengan skala perkembangan dan dibandingkan pula dengan anak anak se-usianya pada suatu budaya atau tempat tertentu.

 Alat tes dapat digunakan sebagai diagnostik untuk menjadi pengetahuan bagi peneliti bahwa ada keadaaan tertentu yang mungkin berbeda dengan standar skala perkembangan, namun belum tentu anak bermasalah dengan hal tersebut.  Setiap perkembangan anak dapat  berbeda-beda walaupun mengacu pada suatu standar tertentu, tetapi ada momen dimana para orang tua sudah perlu merasa khawatir jika anak belum dapat menunaikan suatu tugas tertentu pada momen tersebut, mungkin ada indikasi suatu masalah dengan anak.  Pada intinya jangan terlalu cepat menganggap bahwa anak bermasalah karena perkembangannya sedikit berbeda diandingkan dengan skala ataupun teman-temannya, namun perhatikan hal hal yang menjadi prinsip krusial untuk tetap waspada.

Pada Psikologi pendidikan, dasaranya psikologi dan pendidikan, psikologi menyangkut siswanya, gurunya, dan pendidikan menyangkut kurikulum, metode pengajaran, tujuannya agar siswa dapat menyelesaikan tugas pada tahap perkembangannya, dan ada prestasi sebagai buah dari proses tersebut. Siwa, guru, metode pengajaran, dan kurikulum harus berinteraksi untuk dapat mencapai tujuan pendidikan.  Hal ini berbicara mengenai individu yang normal, ada dalam bagian tengah kurva normal, yang bersekolah formal dan normal.  Bagi individu yang mengalami abnormalitas, kemudia diciptakan khusus sekolah untuk anak berkebutuhan khusus.

Pada psikologi sosial, dasarnya adalah manusia dan lingkungan, lingkungan disini termasuk sistem, budaya, dan environment/ lingkungan itu sendiri dimana manusia bersinggungan dengan hal tersebut.  Lingkungan dapat mempengaruhi manusia, dan manusia juga dapat mempengaruhi lingkungan.  Contohnya seperti circle, lingkungan, dengan beberapa manusia didalamnya dapat mempengaruhi individu lain, dengan melakukan perubahan,  yang kemudian di komunikasikan dengan baik, melalui edukasi, sebagai implementasi dari budaya, dan kemudia akan sampai kepada individu-individu lain untuk diproses.  Contoh lain seperti membunag sampah pada tempatnya, menaiki tangga lebih sehat dari pada meniki eskalator, hal hal tersebut dapat ditirukan dari lingkungan, jika lingkungan mampu membawa perubahan yang baik.  Tujuan psikologi sosial adalah untuk riset dan untuk intervensi, setiap fenomena dapat di riset dan hasilnya dapat diberlakukan untuk intervensi bagi suatu masalah yang terjadi pada manusia dalam lingkungannya. 

Senin, 19 Maret 2012

Alat Tes Psikologi

Dalam psikologi ada sebuah kurva yang dikenal dengan nama kurva normal, kurva ini dibagi menjadi tiga bagian, bagian tengah yang juga merupakan bagian dengan proporsi terbanyak merupakan sebuah ukuran rata rata manusia, dan kebanyakan manusia memang menempati posisi tengah ini pada kurva normal, sisanya adalah bagian ujung kanan dan ujung kiri, bagian tersebut dinamakan bagian abnormal negatif untuk posisi ujung sebelah kiri, dan abnormal positif untuk posisi ujung sebelah kanan, kedua prosporsi bagian ujung ini masing-masing sama, dan lebih sedikit dari proporsi bagian tengah rata-rata.  Bagan psikologi dari kurva normal inilah yang dipelajari di mata kuliah psikodiagnostik.   Pada pembahasan sebelumnya sudah disinggung mengenai psikodiagnostik dan pengukuran, dan pengukuran membutuhkan suatu alat ukur, pembuatan sebuah alat ukur itu dinamakan psikometri.

Psikologi perkembangan memiliki peran yang penting untuk psikodiagnostik, karena dalam psikologi permkembangan terdapat tahapan-tahapan perkembangan semasa hidup manusia, dari periode Pre Natal (konsepsi-lahir),  Infancy&Toddlerhood (0-3 thn), Early Childhood (3-6 thn), Middle Childhood (6-11 thn), Adolescence (11-20 thn), Young Adulthood (20-40 thn),  Middle Adulthood (40-65 thn), dan Late Adulthood (>65 thn).  Alat ukur harus memiliki kesesuaian norma dari masing masing tahapan perkembangan diatas.  Maka dalam psikodiagnostik, diagnostik yang akan dipilih akan disesuaikan dengan diagnostik mana yang paling tepat, merujuk kepada suatu tahap perkembangan tertentu.   Alat tes harus dibuat sesuai dengan karakteristik perkembangan tertentu yang mencakup aspek kognitif, sosial, emosional, dan afektif. Maka itu lah sangat penting untuk mengetahui karakteristik setiap tahap-tahap perkembangan diatas.


Tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui kenormalan dan ketidak normalan dengan standar dan acuan tertentu, kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan tahap perkembangan dari individu yang diukur, kemudian dibandingkan pula dengan hasil dari individu lainnya yang setara.  Dari permasalahan yang ada, dapat dilakukan intervensi untuk diberikan treatment tertentu yang dibutuhkan, dan dapat juga untuk riset keilmuan.  Dalam penelitian, terdapat dua pendekatan penelitian, yaitu kuantitatif, pendekatan penelitian untuk kasus-kasus yang sifatnya massal, dan kualitatif, untuk kasus kasus yang sifatnya khusus.  Psikologi terbagi menjadi beberapa bagian ke-khususan, seperti psikologi klinis (anak dan dewasa), psikologi pendidikan, psikologi sosial, psikologi industri dan organisasi.  Dalam psikologi industri dan organisasi terdapat beberapa jenis alat tes, seperti:  Intelegensi, Inventory, dan Grafis. 

Pada pengukuran psikologi industri, yang dicari adalah Knowledge, Skill, Attitude, dan Others/Personality.  Jika digambarkan dengan analogi gunung es, others berada di bagian bawah permukaan air laut, attitude berada tepat di permukaan, dan knowledge dan skill berada dibagian atas gunung es.  Analogi tersebut memiliki arti, personality adalah sesuatu yang tidak nampak, tidak terlalu terlihat dengan jelas dan dapat dijabarkan dengan detail tanpa dilakukan penelitian lebih lanjut.  Attitude berada di permukaan, karena sikap terlihat, bagaimana seikap kita terhadap suatu objek tertentu dapat dengan mudah diketahui pula oleh orang lain, dan knowledge dan skill juga merupakan hal yang tampak, dari sikap , pikiran, performa, dan juga dari interaksi sehari hari, knowledge dan keterampilan kita akan sangat terlihat.  Gabungan dari interaksi pikiran, kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan jika berinteraksi dengan lingkungan akan membentuk sikap kerja.  Knowledge memiliki komponen pengetahuan (potensi dasar) dan teori aplikatif.  Keilmuan bersatu dengan pengalaman dapat menghasilkan aplikasi yang baik pada kehidupan.  

Skill memiliki komponen keterampilan, dari pengetahuan kemudian diuji cobakan.  Attitude memiliki komponen sistematika kerja, daya tahan, ketekunan, kecepatan, ketelitian, dan achievement orientation, dan Others memiliki komponen kepribadian, salah satunya adalah intovert dan ekstrovert.  Introvert dan ekstovert merupakan kepribadian yang berada dalam suatu garis kontinum.  Alat tes, yang paling populer pada masyarakat adalah alat tes IQ, yang mengukur skor intelegensi manusia.  Terdapat beberapa tokoh psikologi dalam bidang intelegensi, seperti: Spearman, Stanford Alfred Binet, Weschler, Cattel, Thorndike, Kraplin, Stenberg, Gardner, dll.  Intelegensi terdapat dua tipe, general intelegensi dan spesifik intelegensi, general intelegensi sifatnya culture free, artinya diujikan pada individu dari budaya manapun bisa, tidak ada batasan budaya untuk memahami tes tersebut.  Tes general ini bermain dengan bentuk bentuk dasar, ataupun gambar-gambar.  Spesifik tes sifatnya tidak culture free, seperti tes yang memiliki komponen huruf dan angka.  Karena huruf dan angka tidak semua diseluruh negara sama bentuknya, demikian menurut Spearman, yang juga merupakan bapak intelegensi.



Senin, 12 Maret 2012

Filosofi Psikodiagnostik

Psikologi secara etimologi berasal dari kata yunani yaitu psyche, yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu, jadi arti harfiah psikologi adalah ilmu tentang jiwa. Terdapat definisi dari para ahli mengenai apa itu psikologi, salah satunya adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, dalam hubungannya dengan lingkungannya (Sarwono, 2000).  Aspek aspek pada psikologi agar dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan antara lain adalah
- Ilmu pengetahuan, yaitu dapat dibuktikan secara ilmiah.
-Perilaku
-Manusia, manusia dan hewan sebagai objek pskologi, namun manusia yang lebih memadai.
-Lingkungan, yaitu tempat dimana manusia tinggal, significant others, tempat dimana manusia mengembangkan dirinya.

Gebrakan awal psikologi disebut ilmu yang ilmiah adalah ketika Wilhem Wundt pada tahun 1879 mendirikan laboratorium untuk riset psikologi di Leipzig, Germany.  Wundt mengamati perilaku disekitarnya dan menemukan bahwa setiap individu adalah berbeda, salah satu contohnya ia melihat ada orang yang berjalan dengan cepat, ada pula orang yang berjalan dengan lambat.  Ia mengerjakan riset berdasarkan perilaku atau performa yang ditemukannya dalam lingkungan,  untuk kemudian diteliti.

Salah satu dari aspek psikologi yang krusial untuk dipelajari, diteliti, dari diri manusia adalah perilaku.  Sebelum terjadi tindakan atau perilaku, tahapannya terlebih dulu muncul sikap, yang memiliki 3 komponen sebagai berikut:
- Kognitif
- Afektif
- Perilaku 

Terdapat dua pandangan mengenai perilaku, nature versus nurture.  Nature adalah pandangan bahwa perilaku muncul sebagai bawaan sejak lahir, biologis.  Nurture adalah pandangan bahwa perilaku muncul sebagai hasil interaksi dari significant others, dan lingkungan sosial yang lebih besar lagi.  Sebagai implikasi bahwa nurture berpengaruh ialah dalam Anamnesa pada psikologi klinis, untuk mempelajari bagaimana kondisi dalam individu, dan hal itu dibarengi juga dengan mempelajari significant others dari individu tersebut.
Menurut Morgan T, terciptanya perilaku melalui sebuah pembelajaran (learning). 

 Interaksi nature dan nurture juga dapat menghasilkan learning. Komponen dari learning ialah knowledge (pengetahuan) dan skill (keterampilan).  Jika kedua komponen ini eksis dan berjalan sampai merubah suatu perilaku, dinamakan pembelajaran, hal ini terkait dengan aliran psikologi behaviorisme yang menitik beratkan pada pembentukan perilaku, dan untuk meneliti hal ini metode observasi adalah yang paling optimal untuk dijalankan.  Psikodiagnostik adalah cara untuk mendiagnosa suatu masalah psikologis melalui tes tertentu.  Ada masalah pengukuran didalam psikodiagnostik, apa itu pengukuran? 

Pengukuran adalah perbandingan antara objek yang diukur dengan standar yang dimiliki.  Ilmu mengukur berkaitan dengan ilmu metodologi penelitian, keduanya berakar kepada filsafat ilmu dan logika.  Pada kajian psikologi, yang dikur adalah perilaku manusia, untuk mengetahui motif dari suatu perilaku. Hal inilah yang membedakan ilmu psikologi dengan ilmu ilmu lainnya.  Ilmu psikologi dapat mengukur motif dari sebuah perilaku, yang merupakan suatu hal yang sangat mendalam.  Perilaku yang sama, dapat didasari oleh hal yang berbeda beda, maka itu setiap perilaku yang sama belum tentu memiliki motif yang sama pula.  

Bermacam aspek yang diukur dari bermacam sub bagian dari psikologi, seperti dalam psikologi klinis yang telah disebutkan sebelumnya diatas, dalam psikologi industri aspek yang diukur adalah sikap kerja, dan personality (kepribadian).  Dalam hal IQ, yang diukur oleh ilmu psikologi adalah mengenai kapasitasnya, bagian knowledge dan skill dapat saja dilakukan oleh pakar pakar dari bidang pendidikan, namun kapasitas individu terkait dengan IQ adalah ranah psikologi yang dapat mengukurnya.  Dalam pengukuran, kita dapat menggunakan metode yang dapat dilaksanakan secara tertulis dan yang dapat dilaksanakan secara tidak tertulis.  Yang dapat dilakuakn secara tertulis seperti tes psikologi, contohnya tes IQ dan kuesioner. 

Yang tidak dapat dilakukan secara tertulis seperti observasi, yaitu melalui pengamatan, dan wawancara, yaitu dengan cara bercakap cakap dalam rangka menggali suatu hal yang dituju.  Suatu pengukuran haruslah valid, yaitu jelas mengukur apa yang hendak diukur, dan juga harus reliabel, yaitu konsistensi hasil tes pada individu ketika diuji pada kesempatan dilain waktu dengan tes yang sama.  Untuk menjadi seorang psikolog yang handal dibutuhkan kemampuan observasi dan wawancara sebagai seni sejati psikologi, terlebih lagi untuk menjadi psikolog yang handal dan modern dibutuhkan kemampuan menguasai teknologi.