Mengenai Saya

Foto saya
Im a big dreamer, fashion admirer-designer-mix match'er, accessories maker, food lover, enjoy cooking, travelling, singing and dancing, anything fun. Broadway,5th Avenue to the Gossip Girl makes me fall in love with New York city. One of my bigest dream,wow. Lakers, Kobe and Gasol is very cool. And what else,let me think.. Kimora, she is my Idol :D :D last but not least Im a Barbie and Hellokitty Lover. Its me AdrianiNadia, =)

Selasa, 11 September 2012

Pengenalan Metode Observasi


Observasi, merupakan salah satu metode pengambilan data pada penelitian ilmiah, yang membutuhkan indera visual terutama sebagai komposisi yang terbanyak dalam pelaksanaannya. Observasi merupakan pengamatan, terdapat dua jenis observasi menurut tata cara dilakukannya, yaitu observasi systematic dan observasi unsystematic. Observasi systematic dinamakan juga observasi ilmiah, yang digunakan dalam penelitian ilmiah.  

Dalam tata cara pelaksanaannya, ditetapkan secara tepat dengan cara yang sisitematis dan objektif, dengan pencatatan yang teliti. Observasi sistematis ini merupakan hal yang penting bagi peneliti dalam berbagai bidang, termasuk psikologi.  Observasi unsystematic adalah observasi yang dilakukan individu tanpa memenuhi kriteria observasi ilmiah, contohnya pada saat kita berada di dalam kendaraan umum, lalu memperhatikan orang lain yang ada di sekitar kita, sehingga hasilnya dapat kita jabarkan, tidak ada teori, tidak sistematis, hanya merupakan sebuah pengamatan.

Tujuan utama observasi adalah untuk mendeskripsikan perilaku, dengan observasi ilmiah para peneliti diharapkan dapat melakukan pendeskripsian secara lengkap dan akurat.  Observasi merupakan sumber yang kaya bagi berbagai hipotesis tentang perilaku, dan merupakan langkah pertama untuk menemukan mengapa kita berprilaku. Berdasarkan klasifikasi metode observasional, observasi dibedakan menjadi dua, yaitu observasi dengan intervensi (unatural/eksperimen) dan observasi tanpa intervensi (natural). 

Observasi naturalistik berarti observasi terhadap perilaku dalam setting alamiah/natural setting, tanpa upaya dari pihak pengamat untuk mengintervensi. Natural setting ialah dimana perilaku biasanya terjadi dan tidak diatur secara khusus untuk mengobservasi perilaku. Tujuan intervensi naturalistik adalah untuk mendeskripsikan perilaku seperti yang terjadi secara normal dan meneliti hubungan diantara variabel. 

Observasi naturalistik juga membantu memantapkan validitas eksternal temuan laboratoris, dan pada saat penelitian yang bersifat eksperimen terbentur dengan pertimbangan etik dan moral sehingga tidak dapat dilakukan, maka observasi naturalistik dapat menjadi strategi penelitian penting. Dalam observasi naturalistik seorang pengamat bertindak sebagai pencatat pasif dari segala peristiwa yang terjadi, peristiwa terjadi secara alamiah dan tidak dimanipulasi oleh pengamat.

Sementara observasi dengan intervensi, jelas bahwa pengamat memberikan intervensi terhadap kegiatan pengamatan yang dilakukan. Kebanyakan penelitian dalam psikologi memberikan intervensi dalam pelaksanaannya. Metode observasi dengan intervensi seperti pada observasi partisipan, ekperimen, dan observasi terstruktur. Secara keterlibatan pengamatnya observasi juga dibedakan menjadi observasi partisipan dan non partisipan. 

Observasi partisipan adalah pengamat memainkan peran ganda, yaitu mengobservasi perilaku orang orang dan sekaligus berpartisipasi secara aktif dalam situasi yang sedang mereka observasi. Dalam melakukan partisipan observasi, pengamat harus berpura pura agar peran gandanya tidak diketahui oleh subjek yang diamati, demi menghindari perubahan perilaku subjek saat menyadari bahwa dirinya sedang diamati.

 Sementara observasi non partisipasi, pengamat tidak memainkan peran ganda, pengamat berada diluar dari subjek yang diamatinya, tidak turut aktif dalam situasi subjek.  Agar dapat menjaga objektivitas observasi, pengamat hendaknya hanya mencatat dengan lengkap dan teliti apa yang dilihat dan apa yang didengar, tidak boleh melakukan penilaian atau memberikan justifikasi terhadap subjek, mengkaitkan hanya kepada teori yang berlaku, lebih dari satu orang pengamat akan lebih baik untuk menjaga objekstivitas.

 Instrumen lain juga dapat digunakan sebagai pendamping observasi, sebagai pendukung data, agar semakin objektif.  Dalam melakukan observasi ada etika yang harus dipenuhi, seperti tetap menjunjung tinggi nilai, moral, dan rasa kemanusiaan, dilarang memberikan intervensi yang berlebihan yang dapat melukai, mencelakakan, menyakiti, dan harmfull bagi subjek, contohnya seperti penggunaan setrum, gas beracun, obat-obatan, dsb. 

Terdapat pula batasan dalam observasi, pengamat tidak mungkin mengamati subjek secara menyeluruh selama 24 jam, dan ada bagian-bagian dimana ranah pribadi tidak bisa diamati oleh pengamat, hal ini termasuk juga ke dalam etika yang harus dipenuhi dalam melakukan observasi.  Untuk mendapatakan data dari perilaku yang sifatnya dilakukan dalam ranah pribadi yang tidak mungkin diobservasi, maka dapat dilakukan dengan teknik pengambilan data lain seperti wawancara, yang kemudian bisa saja hasilnya divisualisasikan. 

Adapun kelemahan dari observasi adalah tidak dapat mengetahui motif dari sebuah perilaku.  Observasi dapat mendeskripsikan perilaku secara rinci, dan lengkap, segala sesuatu hal yang sifatnya nampak, seperti skill dan pengetahuan dapat diketahui melalui observasi, tetapi motif adalah sesuatu yang sifatnya tidak nampak dalam perilaku individu, dan hal itu tidak dapat diobservasi.

Sumber: 
Metodologi Penelitian Psikologi - Edisi 7
John J. Shaughnessy, Eugene B. Zechmeister, Jeanne S. Zechmeister
Yogyakarta - Pustaka Pelajar

2 komentar: