Observasi, merupakan salah satu metode pengambilan data pada
penelitian ilmiah, yang membutuhkan indera visual terutama sebagai komposisi
yang terbanyak dalam pelaksanaannya. Observasi merupakan pengamatan, terdapat
dua jenis observasi menurut tata cara dilakukannya, yaitu observasi systematic
dan observasi unsystematic. Observasi systematic dinamakan juga observasi
ilmiah, yang digunakan dalam penelitian ilmiah.
Dalam tata cara pelaksanaannya, ditetapkan
secara tepat dengan cara yang sisitematis dan objektif, dengan pencatatan yang
teliti. Observasi sistematis ini
merupakan hal yang penting bagi peneliti dalam berbagai bidang, termasuk
psikologi. Observasi unsystematic adalah
observasi yang dilakukan individu tanpa memenuhi kriteria observasi ilmiah,
contohnya pada saat kita berada di dalam kendaraan umum, lalu memperhatikan
orang lain yang ada di sekitar kita, sehingga hasilnya dapat kita jabarkan,
tidak ada teori, tidak sistematis, hanya merupakan sebuah pengamatan.
Tujuan utama observasi adalah untuk
mendeskripsikan perilaku, dengan observasi ilmiah para peneliti diharapkan
dapat melakukan pendeskripsian secara lengkap dan akurat. Observasi merupakan sumber yang kaya bagi
berbagai hipotesis tentang perilaku, dan merupakan langkah pertama untuk
menemukan mengapa kita berprilaku. Berdasarkan klasifikasi metode
observasional, observasi dibedakan menjadi dua, yaitu observasi dengan
intervensi (unatural/eksperimen) dan observasi tanpa intervensi (natural).
Observasi
naturalistik berarti observasi terhadap perilaku dalam setting alamiah/natural
setting, tanpa upaya dari pihak pengamat untuk mengintervensi. Natural setting
ialah dimana perilaku biasanya terjadi dan tidak diatur secara khusus untuk
mengobservasi perilaku. Tujuan intervensi naturalistik adalah untuk
mendeskripsikan perilaku seperti yang terjadi secara normal dan meneliti
hubungan diantara variabel.
Observasi naturalistik juga membantu memantapkan
validitas eksternal temuan laboratoris, dan pada saat penelitian yang bersifat
eksperimen terbentur dengan pertimbangan etik dan moral sehingga tidak dapat
dilakukan, maka observasi naturalistik dapat menjadi strategi penelitian
penting. Dalam observasi naturalistik seorang pengamat bertindak sebagai pencatat
pasif dari segala peristiwa yang terjadi, peristiwa terjadi secara alamiah dan
tidak dimanipulasi oleh pengamat.
Sementara
observasi dengan intervensi, jelas bahwa pengamat memberikan intervensi
terhadap kegiatan pengamatan yang dilakukan. Kebanyakan penelitian dalam
psikologi memberikan intervensi dalam pelaksanaannya. Metode observasi dengan
intervensi seperti pada observasi partisipan, ekperimen, dan observasi
terstruktur. Secara keterlibatan pengamatnya observasi juga dibedakan menjadi
observasi partisipan dan non partisipan.
Observasi partisipan adalah pengamat
memainkan peran ganda, yaitu mengobservasi perilaku orang orang dan sekaligus
berpartisipasi secara aktif dalam situasi yang sedang mereka observasi. Dalam
melakukan partisipan observasi, pengamat harus berpura pura agar peran gandanya
tidak diketahui oleh subjek yang diamati, demi menghindari perubahan perilaku
subjek saat menyadari bahwa dirinya sedang diamati.
Sementara observasi non partisipasi, pengamat
tidak memainkan peran ganda, pengamat berada diluar dari subjek yang
diamatinya, tidak turut aktif dalam situasi subjek. Agar dapat menjaga objektivitas observasi,
pengamat hendaknya hanya mencatat dengan lengkap dan teliti apa yang dilihat
dan apa yang didengar, tidak boleh melakukan penilaian atau memberikan
justifikasi terhadap subjek, mengkaitkan hanya kepada teori yang berlaku, lebih
dari satu orang pengamat akan lebih baik untuk menjaga objekstivitas.
Instrumen
lain juga dapat digunakan sebagai pendamping observasi, sebagai pendukung data,
agar semakin objektif. Dalam melakukan
observasi ada etika yang harus dipenuhi, seperti tetap menjunjung tinggi nilai,
moral, dan rasa kemanusiaan, dilarang memberikan intervensi yang berlebihan
yang dapat melukai, mencelakakan, menyakiti, dan harmfull bagi subjek,
contohnya seperti penggunaan setrum, gas beracun, obat-obatan, dsb.
Terdapat
pula batasan dalam observasi, pengamat tidak mungkin mengamati subjek secara
menyeluruh selama 24 jam, dan ada bagian-bagian dimana ranah pribadi tidak bisa
diamati oleh pengamat, hal ini termasuk juga ke dalam etika yang harus dipenuhi
dalam melakukan observasi. Untuk
mendapatakan data dari perilaku yang sifatnya dilakukan dalam ranah pribadi
yang tidak mungkin diobservasi, maka dapat dilakukan dengan teknik pengambilan
data lain seperti wawancara, yang kemudian bisa saja hasilnya divisualisasikan.
Adapun kelemahan dari observasi adalah tidak dapat mengetahui motif dari sebuah
perilaku. Observasi dapat
mendeskripsikan perilaku secara rinci, dan lengkap, segala sesuatu hal yang
sifatnya nampak, seperti skill dan pengetahuan dapat diketahui melalui
observasi, tetapi motif adalah sesuatu yang sifatnya tidak nampak dalam
perilaku individu, dan hal itu tidak dapat diobservasi.
Sumber:
Metodologi Penelitian Psikologi - Edisi 7
John J. Shaughnessy, Eugene B. Zechmeister, Jeanne S. Zechmeister
Yogyakarta - Pustaka Pelajar
kereeeeen...top markotob, keep on sharing yaa...salam SOBAT !
BalasHapusThank you mas seta :) salam SOBAT!
BalasHapus